Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Kita Harus Berhenti Memedulikan Apa Kata Orang?

14 Oktober 2024   06:00 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:24 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi berhenti memedulikan kata orang. sumber: freepik

Namun, beberapa minggu kemudian, ketika kamu mendengar podcast atau menonton video dari seorang influencer yang menyampaikan hal yang sama, kamu merasa pendapat itu lebih "kena". Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Ada beberapa faktor yang berperan dalam situasi ini:

1. Persepsi Tentang Objektivitas

Kita cenderung menganggap orang asing sebagai sosok yang netral. Mereka tidak memiliki kepentingan langsung dalam hidup kita, sehingga kita lebih mempercayai pendapat mereka. 

Sebaliknya, orang terdekat mungkin dianggap bias atau terlalu protektif, sehingga kita meragukan objektivitas mereka.

2. Asosiasi Keahlian

Manusia sering kali mengasosiasikan keahlian dengan sumber yang asing. 

Ketika seseorang yang tidak kita kenal terlihat cerdas dan percaya diri, kita cenderung mempercayai pendapat mereka, apalagi jika mereka dianggap ahli di bidang tersebut. 

Ini juga alasan mengapa banyak orang lebih percaya pada konsultan eksternal daripada rekan kerja mereka sendiri.

3. Confirmation Bias

Ketika kita meminta saran, mungkin kita secara tidak sadar sebenarnya sedang mencari pengakuan sosial, bukan masukan. 

Orang asing mungkin mengatakan apa yang ingin kita dengar, sehingga kita merasa bahwa mereka lebih memahami kita.

Namun, apakah benar demikian? Apakah penilaian orang asing benar-benar tanpa bias? 

Kita cenderung lebih menghargai pendapat orang asing, tetapi perlu diingat bahwa orang terdekat sering kali lebih mengenal kita dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun