Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Deflasi 5 Bulan Beruntun di Indonesia, Apa Artinya dan Seberapa Berbahaya?

13 Oktober 2024   06:00 Diperbarui: 13 Oktober 2024   13:41 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, penurunan harga yang berkelanjutan adalah pertanda bahwa ekonomi sedang melemah. Apa yang terlihat menguntungkan bagi konsumen, sebenarnya bisa menjadi bencana bagi produsen dan perekonomian secara keseluruhan.

Bahaya Inflasi dan Deflasi

Bahaya dari inflasi dan deflasi sama-sama nyata, namun efeknya berbeda. Dalam situasi inflasi, konsumen tanpa sadar menjadi "miskin." 

Hal ini terjadi ketika pendapatan tetap sama, namun harga barang dan jasa meningkat. 

Contohnya, jika gaji Anda Rp3 juta per bulan, tapi harga barang-barang kebutuhan naik, maka daya beli Anda menurun. 

Pengeluaran meningkat tanpa diiringi kenaikan pendapatan, sehingga orang semakin sulit untuk menabung atau membelanjakan uang mereka secara efisien.

Namun, deflasi membawa ancaman yang berbeda dan bahkan lebih besar. Ketika harga barang terus turun, hal ini menandakan bahwa daya beli masyarakat melemah. 

Produsen harus menurunkan harga agar produk mereka terjual, tetapi jika permintaan tetap rendah, mereka masih akan mengalami kerugian meski harga sudah dipotong. 

Akibatnya, perusahaan-perusahaan akan mengambil langkah-langkah efisiensi untuk menekan biaya, yang sering kali berarti pengurangan tenaga kerja atau PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Dampak Makroekonomi dari Deflasi

Dalam kondisi inflasi, produsen justru mendapatkan keuntungan karena harga jual yang lebih tinggi. 

Mereka dapat meningkatkan produksi dan membuka lapangan pekerjaan baru, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. 

Meskipun inflasi membuat konsumen "miskin," secara makroekonomi hal ini tidak selalu buruk, asalkan pertumbuhan ekonomi terus berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun