Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Keep It Simple, Stupid: Cara Mudah Mencapai Kebebasan Finansial

7 Oktober 2024   06:00 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:10 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang tidak ingin memiliki banyak uang dan mencapai kebebasan finansial? Pastinya hampir semua orang menginginkannya. 

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa proses untuk mencapai kebebasan finansial itu tidaklah mudah dan sering kali rumit. 

Banyak orang fokus pada bagaimana mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, tetapi ada hal penting yang sering terlupakan: It's not just how much money you make, it's how much money you keep --- bukan hanya tentang berapa banyak uang yang kita hasilkan, melainkan seberapa bijak kita menyimpan dan mengelolanya.

Dalam mencapai kebebasan finansial, literasi finansial memainkan peran yang sangat penting. 

Mengapa? Karena uang bersinggungan dengan hampir semua aspek kehidupan kita, sehingga kita perlu memahami fondasinya dengan baik. 

Namun, pertanyaannya adalah, dari mana kita harus memulai perjalanan ini? Jawabannya terletak pada peningkatan Financial IQ, atau kemampuan dalam memahami dan mengelola keuangan kita.

Apa Itu Financial IQ?

Financial IQ adalah kemampuan seseorang untuk mengelola dan memahami berbagai aspek keuangan, yang mencakup empat komponen utama:

  1. Akuntansi
    Akuntansi bukan hanya sekadar menghitung uang masuk dan keluar, tetapi juga menginterpretasikan laporan keuangan. Mengetahui di mana posisi keuangan kita akan memberikan gambaran tentang langkah apa yang harus diambil selanjutnya. Pemahaman dasar ini termasuk mengenal bagaimana cara mengelola pendapatan, pengeluaran, serta pajak.

  2. Investasi Strategis
    Investasi adalah komponen penting dalam membangun kekayaan. Mengetahui bagaimana cara berinvestasi secara strategis dapat membuat uang kita tumbuh dengan optimal. Investasi tidak hanya soal membeli saham atau properti, tetapi juga mengalokasikan dana untuk hal-hal yang bisa meningkatkan nilai kita dalam jangka panjang.

  3. Pemahaman Pasar
    Mengetahui dinamika permintaan dan penawaran di pasar merupakan hal esensial. Pemahaman ini membantu kita menentukan kapan waktu terbaik untuk membeli atau menjual suatu aset, serta memperkirakan tren ekonomi yang sedang berlangsung.

  4. Perpajakan
    Pemahaman mengenai perpajakan sangat penting karena pajak adalah bagian yang tak terhindarkan dalam keuangan. Dengan memahami pajak, kita bisa mengoptimalkan pengeluaran dan mengetahui cara-cara legal untuk mendapatkan keringanan pajak yang sesuai dengan undang-undang.

Mengikuti Panduan "KISS": Keep It Simple, Stupid

Setelah kita memahami fondasi dasar keuangan, kunci selanjutnya adalah menjaga semuanya tetap sederhana. Prinsip KISS atau "Keep It Simple, Stupid" menjadi panduan sederhana yang bisa kita terapkan. Fokusnya adalah pada dua hal utama:

1. Aset Menghasilkan Uang

Aset adalah segala sesuatu yang memberikan keuntungan finansial bagi kita. 

Contohnya adalah properti yang bisa disewakan, saham yang memberikan dividen, atau bisnis yang terus memberikan pendapatan pasif. 

Setiap kali ingin membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri: "Apakah ini aset atau liabilitas?" Jika jawabannya aset, maka itu akan menambah kekayaan kita.

2. Liabilitas Mengeluarkan Uang

Liabilitas, di sisi lain, adalah segala sesuatu yang justru menguras uang kita. Contoh liabilitas adalah membeli mobil mewah yang justru menghabiskan biaya perawatan dan bahan bakar. 

Prinsipnya sederhana: keluarkan uang hanya untuk membeli aset yang bisa memberikan penghasilan kembali, bukan untuk hal-hal yang hanya akan menguras dompet.

Formula sederhananya adalah membeli aset yang dapat menghasilkan uang untuk kita. 

Orang-orang yang memiliki kekayaan cenderung membeli aset terlebih dahulu, dan aset itulah yang pada akhirnya memungkinkan mereka membeli barang-barang mewah tanpa mengurangi penghasilan pokok mereka.

Investasi di Pola Pikir

Selain mengelola uang, kita juga perlu berinvestasi dalam pola pikir kita. 

Pola pikir atau mindset adalah aset yang sangat berharga karena dapat menentukan arah kesuksesan kita. 

Dalam aspek finansial, pola pikir juga memiliki peran yang sangat signifikan.

Sering kali, ketika kita melihat sesuatu yang mahal, reaksi pertama adalah berpikir, "Aku tidak bisa membeli ini" atau "Ini terlalu mahal." 

Namun, bagaimana jika kita mengganti cara berpikir tersebut? Alih-alih berkata, "Aku tidak bisa membelinya," cobalah untuk bertanya, "Bagaimana caranya agar aku bisa membeli ini?" 

Dengan berpikir seperti itu, kita mendorong otak untuk mencari solusi dan menemukan cara untuk mencapai tujuan.

Pikiran kita sangat berpengaruh pada tindakan yang kita ambil. 

Ketika kita berpikir dari perspektif "Aku tidak bisa," kita cenderung merasa tidak berdaya dan tidak akan mencari solusi. 

Namun, dengan mengubah perspektif menjadi lebih positif, kita menciptakan peluang dan mendorong diri untuk bekerja lebih keras demi mencapai apa yang kita inginkan.

Mengurus "Bisnis" Sendiri

Ada satu lagi prinsip penting dalam mencapai kebebasan finansial, yaitu mengurus "bisnis" kita sendiri. 

Sering kali, kita berpikir bahwa bisnis berarti harus menjadi pengusaha atau wirausahawan. 

Padahal, tidak semua orang memiliki keinginan atau kemampuan untuk memulai bisnis sendiri, dan itu bukan masalah.

Mengurus "bisnis" sendiri sebenarnya berarti jujur dan yakin dengan pilihan jalur hidup kita sendiri. 

Kita bisa membangun kekayaan dengan berbagai cara, tidak harus melalui bisnis tradisional. 

Misalnya, dengan berinvestasi dalam saham, real estate, atau obligasi, kita sudah menjalankan "bisnis" kita sendiri. Semua itu tetap memerlukan pemahaman, strategi, dan ketekunan untuk bisa sukses.

Jadi, jika merasa tidak cocok menjadi pengusaha, jangan biarkan hal itu menghalangi kita untuk mencapai kebebasan finansial. 

Asalkan kita memiliki ekosistem finansial yang sehat dan terus berinvestasi dalam aset, kita masih bisa mencapai tujuan keuangan kita.

Kesimpulan: Bangun Kekayaan dengan Langkah Bijak

Membangun kekayaan dan mencapai kebebasan finansial memang membutuhkan usaha dan pemahaman yang mendalam. 

Namun, dengan mempelajari fondasi keuangan, mengikuti prinsip-prinsip sederhana seperti KISS, berinvestasi dalam pola pikir yang positif, serta mengurus "bisnis" kita sendiri, kita bisa mulai membangun jalan menuju kebebasan finansial yang kita impikan.

Ingatlah bahwa kebebasan finansial tidak melulu soal menghasilkan uang sebanyak mungkin, tetapi tentang bagaimana kita mengelola uang tersebut dengan bijaksana. 

Aset adalah kunci menuju kekayaan, dan liabilitas adalah sesuatu yang harus dihindari. 

Jadi, mari mulai dengan meningkatkan Financial IQ kita dan mengambil langkah-langkah kecil menuju masa depan finansial yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun