Kampanye literasi keuangan di kalangan generasi muda harus terus digalakkan, baik melalui media sosial, institusi pendidikan, maupun melalui program-program pemerintah.
Terakhir, penting juga bagi individu untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial.Â
Sebagai pengguna, kita harus menyadari bahwa apa yang ditampilkan di media sosial sering kali hanya sisi terbaik dari kehidupan seseorang.Â
Dengan menyadari hal ini, kita dapat mengurangi tekanan untuk selalu mengikuti tren dan lebih fokus pada kesejahteraan finansial kita sendiri.
Kesimpulan
Fenomena doom spending adalah cerminan dari tekanan sosial dan ekonomi yang dialami oleh generasi Z dan milenial.Â
Meskipun menjadi pelarian sementara dari stres, perilaku belanja impulsif ini dapat memberikan dampak jangka panjang yang merugikan.Â
Tanpa literasi keuangan yang memadai dan kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan, generasi muda bisa terjebak dalam siklus utang dan pengeluaran yang tidak terkendali.
Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi doom spending tidak hanya berada di tangan individu, tetapi juga melibatkan peran pemerintah, sektor pendidikan, dan masyarakat luas.Â
Dengan pendekatan yang menyeluruh, generasi muda bisa diajak untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka dan menghadapi masa depan dengan lebih optimis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H