Jawabannya bisa ditemukan dengan menggali lebih dalam komponen yang berkontribusi terhadap pertumbuhan tersebut.Â
Pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi lebih banyak disumbangkan oleh pengeluaran pemerintah (government spending), bukan dari sektor konsumsi masyarakat.Â
Banyak dari pengeluaran ini dialokasikan untuk bantuan sosial (bansos) yang besar sepanjang awal tahun.Â
Sementara itu, konsumsi masyarakat sebenarnya tidak menunjukkan pertumbuhan signifikan.Â
Penurunan saldo tabungan masyarakat yang dilaporkan LPS menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang terpaksa menggerus tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Dengan demikian, walaupun laporan resmi menunjukkan ekonomi tumbuh, pertumbuhan ini didorong oleh intervensi pemerintah melalui bansos yang sifatnya tidak berkelanjutan.Â
Selain itu, laporan Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa sektor yang paling banyak melakukan PHK massal sepanjang tahun 2024 adalah sektor padat karya, terutama industri tekstil.Â
Dampaknya bukan hanya pada para pekerja, tetapi juga pada UMKM yang bergantung pada industri ini.
Nasib Kelas Menengah dan Tantangan Ekonomi
Salah satu kelompok yang paling tertekan oleh perlambatan ekonomi ini adalah kelas menengah.Â
Mereka tidak memiliki ketahanan finansial yang cukup kuat untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit, tetapi di sisi lain, mereka juga tidak termasuk dalam golongan yang berhak menerima bansos.Â
Hal ini menyebabkan banyak rumah tangga kelas menengah yang terancam "turun kelas."