Dalam tabungan konvensional, bunga yang diperoleh biasanya dihitung berdasarkan modal awal tanpa adanya proses penambahan bunga ke modal pokok.Â
Oleh karena itu, meskipun bunga yang diperoleh setiap tahun mungkin tetap konsisten, jumlah total yang dihasilkan dari tabungan ini tidak akan tumbuh secepat investasi dengan sistem bunga berbunga.Â
Inilah salah satu alasan mengapa investasi berbunga majemuk cenderung lebih menguntungkan dalam jangka panjang dibandingkan hanya menyimpan uang di tabungan biasa.
Selain itu, tingkat bunga yang ditawarkan oleh produk tabungan konvensional seperti rekening bank umumnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk investasi, seperti obligasi, saham, atau reksa dana.Â
Meskipun tabungan memberikan keamanan dan likuiditas, namun ketika kita berbicara mengenai pertumbuhan aset jangka panjang, investasi dengan bunga berbunga menawarkan potensi yang jauh lebih besar.
Mengapa Compound Interest Dianggap Ajaib?
Kekuatan bunga berbunga sebenarnya berasal dari prinsip sederhana: semakin lama Anda membiarkan uang Anda berkembang, semakin besar keuntungannya.Â
Dalam jangka pendek, perbedaan antara tabungan konvensional dan investasi berbunga majemuk mungkin tidak terlalu terlihat. Namun, seiring waktu, efek bunga berbunga akan menjadi semakin signifikan.Â
Faktor kunci yang menentukan seberapa besar hasil dari compound interest adalah waktu. Semakin lama Anda membiarkan uang Anda "bekerja", semakin besar keuntungan yang akan diperoleh.
Mari kita lihat ilustrasi sederhana tentang bagaimana waktu memainkan peran penting dalam pertumbuhan investasi melalui bunga berbunga:
Misalnya, Anda menginvestasikan Rp10.000.000 dengan tingkat bunga 5% per tahun. Setelah 10 tahun, investasi tersebut akan berkembang menjadi sekitar Rp16.300.000.Â
Namun, jika Anda membiarkan investasi tersebut berkembang selama 20 tahun, nilai investasinya akan menjadi sekitar Rp26.500.000.Â