Namun, fenomena ini tidak hanya terbatas pada wisata domestik.Â
Banyak orang Indonesia yang tetap melakukan perjalanan ke luar negeri, meskipun kondisi keuangan pribadi mereka mungkin tidak sebaik yang diharapkan.Â
Generasi milenial dan Gen Z tampaknya menjadi kelompok yang paling gemar melakukan perjalanan wisata, baik di dalam maupun luar negeri.
Meningkatnya Utang di Kalangan Generasi Muda
Salah satu dampak dari gaya hidup konsumtif ini adalah meningkatnya utang di kalangan generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial.Â
Meskipun tidak semua utang ini digunakan untuk traveling, gaya hidup konsumtif yang meliputi liburan dan belanja tentu berkontribusi pada jumlah utang tersebut.
Generasi milenial dan Gen Z tampaknya memiliki pandangan yang berbeda mengenai manajemen keuangan.Â
Bagi banyak dari mereka, pengalaman berlibur dianggap sebagai sesuatu yang lebih bernilai dibandingkan dengan menabung atau membeli aset jangka panjang.Â
Ini berakar pada tren global di mana pengalaman sering kali dianggap lebih penting daripada kepemilikan material.Â
Oleh karena itu, banyak dari mereka yang rela mengorbankan stabilitas finansial demi bisa menikmati momen liburan.
Mengapa Traveling Tetap Menjadi Prioritas?
Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa traveling tetap menjadi prioritas di tengah kondisi ekonomi yang sulit? Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan fenomena ini.
1. Melarikan diri dari Tekanan Hidup Sehari-hari
Traveling dianggap sebagai pelarian dari tekanan hidup sehari-hari. Di tengah ekonomi yang tidak menentu dan beban kerja yang semakin berat, liburan menawarkan kesempatan untuk merilekskan pikiran dan tubuh.Â