Selain itu, ada yang merasa senang saat bisa menghabiskan waktu bersama keluarga di restoran cepat saji atau saat bisa berkunjung ke kebun binatang.Â
Momen-momen ini, meskipun sederhana, memiliki makna dan kebahagiaan tersendiri bagi mereka.
Namun, sering kali kita melihat respons yang tidak menyenangkan terhadap kebahagiaan orang lain.Â
Di media sosial, misalnya, kita dapat menemukan komentar nyinyir atau bahkan hinaan terhadap kebahagiaan orang lain.Â
Ada yang menganggap bahwa kebahagiaan seseorang—seperti membeli ponsel baru atau makan di restoran cepat saji—adalah hal yang sepele dan tidak layak dibanggakan.Â
Pandangan semacam ini sering kali mencerminkan ketidakmampuan untuk memahami bahwa kebahagiaan adalah hal yang sangat personal dan unik bagi setiap individu.
Mengapa Kita Terasa Terancam oleh Kebahagiaan Orang Lain?
Perasaan terancam atau iri terhadap kebahagiaan orang lain sering kali muncul dari ketidakpuasan atau ketidakbahagiaan kita sendiri.Â
Ketika kita merasa tidak puas dengan kehidupan kita, kita mungkin merasa perlu untuk merendahkan atau mengecilkan kebahagiaan orang lain sebagai bentuk kompensasi.Â
Ini bisa menjadi mekanisme pertahanan yang tidak sadar untuk menutupi perasaan tidak bahagia atau tidak puas dengan keadaan kita sendiri.
Lebih jauh lagi, masyarakat sering kali membandingkan kebahagiaan orang lain dengan standar yang mereka tetapkan sendiri.Â
Misalnya, jika seseorang merasa bahagia dengan liburan ke kebun binatang, orang lain mungkin merasa itu adalah hal yang terlalu sederhana atau bahkan norak.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!