Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Empati dan Kebahagiaan: Mengapa Kita Harus Mendukung Pencapaian Orang Lain

16 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 16 Agustus 2024   06:03 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi empati. sumber: freepik

Selain itu, ada yang merasa senang saat bisa menghabiskan waktu bersama keluarga di restoran cepat saji atau saat bisa berkunjung ke kebun binatang. 

Momen-momen ini, meskipun sederhana, memiliki makna dan kebahagiaan tersendiri bagi mereka.

Namun, sering kali kita melihat respons yang tidak menyenangkan terhadap kebahagiaan orang lain. 

Di media sosial, misalnya, kita dapat menemukan komentar nyinyir atau bahkan hinaan terhadap kebahagiaan orang lain. 

Ada yang menganggap bahwa kebahagiaan seseorang—seperti membeli ponsel baru atau makan di restoran cepat saji—adalah hal yang sepele dan tidak layak dibanggakan. 

Pandangan semacam ini sering kali mencerminkan ketidakmampuan untuk memahami bahwa kebahagiaan adalah hal yang sangat personal dan unik bagi setiap individu.

Mengapa Kita Terasa Terancam oleh Kebahagiaan Orang Lain?

Perasaan terancam atau iri terhadap kebahagiaan orang lain sering kali muncul dari ketidakpuasan atau ketidakbahagiaan kita sendiri. 

Ketika kita merasa tidak puas dengan kehidupan kita, kita mungkin merasa perlu untuk merendahkan atau mengecilkan kebahagiaan orang lain sebagai bentuk kompensasi. 

Ini bisa menjadi mekanisme pertahanan yang tidak sadar untuk menutupi perasaan tidak bahagia atau tidak puas dengan keadaan kita sendiri.

Lebih jauh lagi, masyarakat sering kali membandingkan kebahagiaan orang lain dengan standar yang mereka tetapkan sendiri. 

Misalnya, jika seseorang merasa bahagia dengan liburan ke kebun binatang, orang lain mungkin merasa itu adalah hal yang terlalu sederhana atau bahkan norak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun