Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Perubahan Tren Penggunaan ATM dalam Era Digitalisasi Perbankan

10 Juli 2024   06:00 Diperbarui: 11 Juli 2024   16:17 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Era digitalisasi perbankan semakin membuat jumlah ATM dan kantor cabang bank mengalami penurunan (Foto: KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

Selain itu, transaksi digital juga menawarkan keamanan yang lebih tinggi. Fitur seperti otentikasi dua faktor, enkripsi data, dan notifikasi transaksi memberikan lapisan perlindungan tambahan bagi nasabah. 

Kemudahan dalam memantau dan mengelola keuangan pribadi melalui aplikasi perbankan juga menjadi daya tarik tersendiri.

Penurunan Jumlah ATM dan Kantor Cabang Bank

Dengan meningkatnya adopsi perbankan digital, banyak bank mulai mengurangi jumlah ATM dan kantor cabang mereka. 

Menurut data dari Bank Indonesia, terdapat penurunan signifikan dalam jumlah ATM yang dioperasikan oleh bank-bank besar di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Fenomena serupa juga terjadi di banyak negara lain.

Pengurangan ini bukan tanpa alasan. Operasional ATM dan kantor cabang memerlukan biaya yang tidak sedikit, mulai dari perawatan mesin, biaya keamanan, hingga gaji karyawan. 

Dengan mengurangi jumlah ATM dan kantor cabang, bank dapat mengalokasikan sumber daya mereka ke pengembangan dan peningkatan layanan digital, yang dianggap lebih efisien dan ekonomis.

Variasi Adopsi Digitalisasi di Berbagai Daerah

Meskipun tren global menunjukkan pergeseran signifikan menuju perbankan digital, tingkat adopsi teknologi ini bervariasi di berbagai daerah. 

Di kota-kota besar dan pusat ekonomi, adopsi perbankan digital cenderung lebih tinggi. Ini disebabkan oleh akses yang lebih mudah ke internet, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan gaya hidup yang lebih modern.

Sebaliknya, di daerah pedesaan dan wilayah terpencil, adopsi perbankan digital mungkin lebih lambat. 

Keterbatasan akses internet, kurangnya literasi digital, dan preferensi masyarakat terhadap transaksi tunai menjadi beberapa faktor penghambat. 

Dalam konteks ini, ATM dan kantor cabang bank masih memainkan peran penting dalam menyediakan akses layanan perbankan bagi masyarakat.

Kebutuhan Layanan Perbankan yang Tetap Relevan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun