Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

10.000 Jam dan Keberuntungan: Kombinasi yang Menciptakan Kesuksesan

9 Juli 2024   12:00 Diperbarui: 10 Juli 2024   01:52 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka juga belajar bagaimana berbicara dengan orang yang lebih tua dan mengutarakan pendapat mereka ketika dibutuhkan. Semua pengalaman ini membentuk kepercayaan diri dan keterampilan sosial yang sangat berharga ketika mereka dewasa.

Dua Faktor Penentu Kesuksesan

1. Aturan 10.000 Jam

Untuk menjadi pemain kelas dunia, seseorang perlu mengakumulasi 10.000 jam latihan. Kisah Bill Gates adalah contoh nyata. 

Gates mulai berinteraksi dengan komputer sejak usia 8 tahun di sekolah swasta yang memiliki fasilitas komputer, sesuatu yang sangat langka di tahun 1968. 

Kesempatan ini, ditambah dengan dukungan dari jejaring keluarganya, memungkinkan Gates mengembangkan kemampuannya hingga mendirikan Microsoft.

Namun, bukan hanya jumlah jam yang penting, tetapi juga kualitas latihan dan kesempatan yang ada. 

Gates memiliki akses ke komputer pada saat yang sangat sedikit orang lain memilikinya, memberikan dia keunggulan kompetitif yang luar biasa. 

Selain itu, dia juga memiliki jejaring keluarga yang mendukung dan memberikan akses ke sumber daya tambahan yang tidak tersedia bagi kebanyakan orang.

2. Budaya dan Kecerdasan Matematika

Negara-negara Asia memiliki kecerdasan matematika yang lebih tinggi daripada negara-negara Barat. 

Dua faktor budaya berperan penting di sini: budaya kerja keras yang berakar dari pekerjaan bertani yang melelahkan, dan sistem bahasa yang lebih efisien dalam pengucapan angka. 

Faktor-faktor ini, walaupun terlihat sepele, jika diakumulasikan selama bertahun-tahun, menjelaskan mengapa anak-anak di negara Asia bekerja lebih keras dan memiliki kecerdasan matematika yang lebih tinggi.

Budaya kerja keras di negara-negara Asia sering kali dikaitkan dengan sejarah pertanian yang membutuhkan dedikasi dan kerja keras sejak dini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun