Sebelum Anda mulai berinvestasi, penting untuk merumuskan tujuan investasi Anda dengan jelas. Tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan modal (capital appreciation) atau mendapatkan penghasilan rutin (income generation).Â
Dengan menetapkan tujuan yang jelas, Anda akan memiliki panduan yang kuat untuk memandu keputusan investasi Anda.
Contoh sederhana dari tujuan investasi adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan modal: Anda memiliki uang sebesar Rp300 juta dan ingin mengembangkannya selama 5 tahun dengan ekspektasi return sebesar 12% per tahun.
- Mendapatkan penghasilan rutin: Anda ingin menghasilkan penghasilan tambahan sebesar Rp200 juta per tahun dari investasi Anda.
Membuat Rencana Investasi yang Terukur
Setelah menetapkan tujuan investasi Anda, langkah selanjutnya adalah membuat rencana investasi yang terukur.Â
Rencana investasi tersebut harus mencakup berbagai hal, termasuk alokasi aset, jangka waktu investasi, dan strategi diversifikasi.Â
Selain itu, Anda juga perlu mempertimbangkan faktor risiko dan kondisi pasar saat merancang rencana investasi Anda.
Salah satu alat yang dapat membantu Anda merancang rencana investasi yang terukur adalah simulasi investasi.Â
Dengan menggunakan simulasi investasi, Anda dapat menghitung proyeksi hasil investasi Anda berdasarkan berbagai skenario dan variabel.Â
Hal ini memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi potensi risiko dan menyesuaikan rencana investasi Anda sesuai kebutuhan.
2. Terlalu Banyak Diversifikasi
Diversifikasi portofolio adalah prinsip penting dalam berinvestasi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi return. Namun, terlalu banyak diversifikasi juga dapat menghambat pertumbuhan portofolio Anda.Â
Ketika Anda memiliki terlalu banyak produk investasi dengan alokasi modal yang kecil, return investasi Anda kemungkinan akan tereduksi.