Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Generasi Sandwich: Menjadi Tulang Punggung Keluarga di Tengah Tantangan Ekonomi

24 April 2024   12:00 Diperbarui: 24 April 2024   18:18 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita membayangkan peran dalam keluarga, seringkali terbayang gambaran orang tua yang memberi nafkah bagi anak-anaknya, atau anak-anak yang merawat orang tua yang sudah lanjut usia. 

Namun, di tengah realitas kehidupan modern, ada fenomena yang cukup menarik perhatian, yaitu generasi sandwich. 

Generasi sandwich merujuk pada individu yang merangkap peran sebagai tulang punggung keluarga, menopang kebutuhan hidup tidak hanya untuk keluarga inti, tetapi juga untuk generasi sebelumnya, seperti orang tua atau kakek nenek.

Fenomena Generasi Sandwich di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara di mana fenomena generasi sandwich cukup umum terjadi. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 44,67% penduduk Indonesia bergantung pada masyarakat usia produktif untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. 

Di sisi lain, sekitar 77,8% lansia ditopang oleh anggota keluarga yang masih bekerja. Ini menunjukkan betapa tingginya ketergantungan masyarakat terhadap generasi yang masih produktif secara ekonomi.

Namun, pertanyaan muncul, mengapa fenomena ini terjadi lebih parah di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain? Jawabannya dapat ditemukan dalam beberapa faktor.

Faktor Penyebab Generasi Sandwich

1. Sistem Jaminan Hari Tua dan Pensiun

Sistem jaminan hari tua dan pensiun di Indonesia masih jauh dari ideal. Mayoritas pensiunan hanya menghasilkan sekitar 20% dari penghasilan mereka sebelum pensiun. 

Mayoritas masih harus bekerja atau bergantung pada anak-anak mereka. Hal ini berbeda dengan negara-negara maju seperti Kanada, Swedia, atau Norwegia, yang memiliki sistem jaminan hari tua yang lebih baik dan menyeluruh.

2. Kurangnya Kesadaran Perencanaan Keuangan Jangka Panjang

Kurangnya kesadaran perencanaan keuangan jangka panjang juga menjadi faktor penyebab fenomena generasi sandwich. 

Mayoritas penduduk tidak memiliki tabungan pensiun atau investasi yang cukup untuk mendukung kehidupan mereka di masa tua. Mereka bergantung pada pencairan dana dari BPJS atau pensiunan dari perusahaan tempat mereka bekerja.

3. Literasi Keuangan yang Rendah

Literasi keuangan di masyarakat Indonesia masih rendah. Banyak orang tidak memahami pentingnya merencanakan masa pensiun secara finansial. Mereka cenderung hidup pas-pasan dan tidak memiliki tabungan atau investasi yang memadai untuk mendukung masa tua mereka.

Dampak Negatif Generasi Sandwich

Fenomena generasi sandwich tidak hanya memberikan beban tambahan bagi individu yang mengalaminya, tetapi juga memiliki dampak negatif lainnya, baik secara ekonomi maupun sosial. Beberapa dampak negatif yang dapat terjadi adalah:

1. Terhambatnya Pertumbuhan Ekonomi

Dengan sebagian besar penduduk yang harus menanggung beban finansial dua generasi sekaligus, pertumbuhan ekonomi dapat terhambat. 

Individu yang menjadi tulang punggung keluarga cenderung memiliki lebih sedikit sumber daya untuk menginvestasikan dalam pengembangan diri atau bisnis, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

2. Kurangnya Kesejahteraan Keluarga

Ketika seorang individu harus menanggung beban finansial untuk dua generasi sekaligus, kesejahteraan keluarga dapat terganggu. 

Kebutuhan dasar seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya mungkin tidak terpenuhi dengan baik, yang dapat berdampak negatif pada kualitas hidup keluarga secara keseluruhan.

3. Potensi Konflik Keluarga

Ketika satu individu harus mengelola kebutuhan finansial dua generasi sekaligus, potensi konflik dalam keluarga dapat meningkat. 

Perbedaan pendapat tentang bagaimana mengalokasikan sumber daya finansial atau siapa yang bertanggung jawab atas perawatan orang tua dapat menyebabkan ketegangan dan konflik dalam keluarga.

Solusi untuk Generasi Sandwich

Meskipun fenomena generasi sandwich mungkin tampak menakutkan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan ini dan membangun masa depan yang lebih baik:

1. Peningkatan Literasi Keuangan

Penting bagi individu untuk meningkatkan literasi keuangan mereka, terutama dalam hal perencanaan pensiun dan investasi jangka panjang. 

Pendidikan keuangan dapat membantu individu membuat keputusan yang lebih baik tentang bagaimana mengelola keuangan mereka dan merencanakan masa depan mereka.

2. Diversifikasi Sumber Penghasilan

Diversifikasi sumber penghasilan dapat membantu mengurangi risiko finansial dan memberikan stabilitas keuangan jangka panjang. 

Selain pekerjaan utama, individu dapat mempertimbangkan untuk mengembangkan sumber penghasilan tambahan melalui investasi, bisnis sampingan, atau pengembangan keterampilan baru.

3. Perencanaan Keuangan yang Matang

Merencanakan keuangan secara matang sangat penting untuk menghadapi tantangan generasi sandwich. Individu perlu membuat anggaran yang realistis, mengalokasikan dana untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan pensiun, dan dana darurat. 

Perencanaan keuangan yang matang akan membantu individu mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

4. Memanfaatkan Teknologi Keuangan

Teknologi keuangan, seperti aplikasi perbankan digital atau platform investasi online, dapat menjadi alat yang berguna dalam mengelola keuangan sehari-hari dan merencanakan masa depan. 

Fitur-fitur seperti otomatisasi pengeluaran, pemantauan anggaran, dan investasi otomatis dapat membantu individu mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien dan efektif.

5. Reformasi Sistem Jaminan Sosial dan Pensiun

Pemerintah perlu melakukan reformasi sistem jaminan sosial dan pensiun untuk memastikan bahwa semua penduduk memiliki akses yang adil dan layak terhadap jaminan hari tua. 

Ini dapat mencakup peningkatan dalam cakupan dan manfaat dari program-program seperti BPJS dan pensiunan dari perusahaan.

Kesimpulan

Generasi sandwich merupakan fenomena yang menarik perhatian dalam dinamika keluarga modern. 

Meskipun menimbulkan tantangan yang signifikan, dengan pendekatan yang tepat dan langkah-langkah yang tepat, individu yang mengalami generasi sandwich dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif dan membangun masa depan yang lebih baik. 

Dengan meningkatkan literasi keuangan, merencanakan keuangan secara matang, dan memanfaatkan teknologi keuangan, generasi sandwich dapat mengatasi tantangan mereka dan mencapai kesejahteraan finansial yang lebih besar.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun