Dengan mengambil lebih banyak dari mereka yang memiliki lebih banyak, pajak tinggi memungkinkan pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih adil, memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, dan memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang setara terhadap layanan dasar.
Logika di Balik Pajak Tinggi: Teori Matthew Effect
Salah satu pembenaran inti di balik penerapan pajak tinggi pada kaum ultra kaya adalah teori Matthew Effect. Teori ini menyatakan bahwa kekayaan cenderung berkumpul di tangan mereka yang sudah kaya.Â
Dengan kata lain, semakin kaya seseorang, semakin mudah bagi mereka untuk mengakses sumber daya yang lebih banyak, yang pada gilirannya membuat mereka semakin kaya lagi.Â
Fenomena ini mengarah pada akumulasi kekayaan yang tidak merata di masyarakat.
Dengan penerapan pajak tinggi, negara berusaha untuk menghambat efek ini dengan mengambil sebagian dari kekayaan yang terakumulasi dari mereka yang sudah kaya.Â
Dengan demikian, pajak tinggi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan pendapatan bagi pemerintah, tetapi juga sebagai mekanisme untuk mencegah terjadinya konsentrasi kekayaan yang berlebihan di tangan segelintir individu.
Studi Kasus: Pajak Tinggi di Finlandia
Finlandia, bersama dengan negara-negara Skandinavia lainnya seperti Denmark, Norwegia, dan Swedia, telah lama dikenal dengan sistem pajak yang tinggi.Â
Sebagai contoh, tarif pajak penghasilan pribadi di Finlandia bisa mencapai lebih dari 50% untuk mereka yang memiliki penghasilan yang tinggi.Â
Di samping itu, negara-negara Nordik ini juga menerapkan pajak kekayaan yang signifikan, terutama terhadap aset-aset seperti properti dan investasi.
Meskipun pajak yang tinggi mungkin terdengar sebagai beban yang berat bagi mereka yang kaya, pendekatan ini telah terbukti berhasil dalam menciptakan masyarakat yang lebih merata secara ekonomi.Â