Untuk memahami betapa istimewanya rawon, kita juga perlu melihat ke belakang, menelusuri jejak sejarah dan asal usul sajian ini.Â
Rawon memiliki akar yang kuat dalam budaya dan tradisi kuliner Jawa Timur, khususnya di kota Surabaya. Sebagai salah satu sajian khas Jawa Timur, rawon telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Timur.
Dikatakan bahwa rawon pertama kali muncul pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, ribuan tahun yang lalu.Â
Namun, versi modern rawon seperti yang kita kenal sekarang ini baru muncul pada abad ke-18, ketika pengaruh Arab dan Tiongkok mulai masuk ke Jawa Timur melalui perdagangan rempah-rempah.Â
Bumbu-bumbu khas seperti kluwek yang digunakan dalam rawon diyakini sebagai warisan dari pengaruh tersebut.
Selama bertahun-tahun, rawon terus berkembang dan menjadi bagian penting dari identitas kuliner Jawa Timur. Meskipun memiliki berbagai varian di setiap daerah, rawon tetap mempertahankan esensi dan cita rasanya yang unik.Â
Sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, rawon tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga meraih pengakuan internasional sebagai salah satu hidangan yang patut dicicipi di dunia.
Pengakuan Internasional untuk Rawon
Pengakuan terhadap rawon sebagai salah satu sup terenak di dunia tidak datang begitu saja.Â
Situs web Taste Atlas, yang terkenal dengan daftar dan ulasannya tentang makanan dari berbagai belahan dunia, menempatkan rawon di posisi yang sangat istimewa.Â
Rawon berhasil mengalahkan sajian-sajian sup terkenal lainnya, bahkan beberapa di antaranya berasal dari negara-negara dengan tradisi kuliner yang sudah mapan.
Keberhasilan rawon mendapatkan pengakuan internasional ini tidak lepas dari kombinasi yang unik antara cita rasa, tekstur, dan aroma yang dimilikinya. Kuah hitam rawon yang kaya rempah memang memiliki daya tarik tersendiri yang sulit ditandingi oleh sup-sup lainnya.Â