Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kelas menengah terbagi menjadi dua kelompok utama: masyarakat calon kelas menengah dan kelas menengah.Â
Masyarakat calon kelas menengah adalah mereka yang memiliki tingkat pengeluaran per bulan antara Rp729.000 hingga Rp1,7 juta.Â
Sedangkan, kelas menengah memiliki pengeluaran per bulan antara Rp1,7 juta hingga Rp8,2 juta. Jumlah mereka mencapai mayoritas dari seluruh penduduk Indonesia.
Kelas menengah tidak hanya menjadi konsumen pasar, tetapi juga penopang pertumbuhan ekonomi.Â
Mereka membawa kontribusi yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan inovasi.Â
Namun, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sering kali terabaikan dalam berbagai kebijakan pemerintah.
Tantangan yang Dihadapi Kelas Menengah
Meskipun memiliki peran yang vital dalam perekonomian, kelas menengah di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang serius.Â
Salah satu tantangan utamanya adalah defisit antara pendapatan dan pengeluaran. Banyak anggota kelas menengah mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan, karena biaya hidup yang terus meningkat.
Pembayaran cicilan kendaraan, sewa rumah, dan biaya hidup yang terus meningkat menjadi beban yang berat bagi kelas menengah.Â
Proyeksi ke depan menunjukkan bahwa defisit ini akan semakin membesar seiring dengan naiknya tingkat inflasi dan suku bunga. Tanpa tindakan yang tepat, hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan sosial di masa depan.
Selain itu, infrastruktur yang kurang berkualitas juga menjadi hambatan bagi kelas menengah.Â