Hal ini menyebabkan generasi muda Jepang terbebani dengan pajak yang tinggi dan meningkatnya utang negara.
Tantangan Sosial di Kalangan Pemuda Jepang
Selain masalah kependudukan, Jepang juga menghadapi tantangan sosial yang signifikan di kalangan pemuda.Â
Dalam dua hingga tiga dekade terakhir, kaum muda Jepang mengalami berbagai masalah sosial kompleks, yang menyebabkan pesimisme terhadap masa depan dan kurangnya minat untuk membentuk keluarga atau memiliki anak.
Salah satu penyebab utama krisis sosial ini adalah tekanan sosial dan budaya kerja yang tinggi.Â
Budaya kerja yang diwarisi dari nilai-nilai bushido menciptakan lingkungan kerja yang ekstrem, di mana jam kerja yang panjang dan kurangnya penghargaan terhadap generasi muda membuat mereka kehilangan motivasi.Â
Fenomena karoshi, atau meninggal di tempat kerja karena kelelahan, menjadi masalah serius di Jepang.
Tekanan sosial yang tinggi ini juga menyebabkan fenomena hikikomori, di mana banyak pemuda Jepang menarik diri dari interaksi sosial dan hidup secara menyendiri.Â
Fenomena ini mengakibatkan sekitar 1,2 juta penduduk Jepang hidup sebagai hikikomori, menciptakan gangguan sosial yang signifikan.
Tantangan ini bukan hanya masalah individu tetapi menciptakan dampak luas pada struktur sosial dan ekonomi Jepang.Â
Munculnya hikikomori mengurangi partisipasi mereka dalam kegiatan ekonomi dan sosial, menciptakan ketidakseimbangan yang semakin memperparah ketegangan di masyarakat.
Mandeknya Ekonomi: Antara Kemajuan dan Keterbelakangan
Di tengah krisis kependudukan dan sosial, ekonomi Jepang mengalami stagnasi yang mengejutkan.Â