Pengakuan eksternal yang berlebihan dapat menjadi bumerang, membuat kita kehilangan fokus pada apa yang sebenarnya penting dalam hidup.Â
Inilah saatnya untuk merenung dan bertanya pada diri sendiri, "Apakah kebahagiaan sejati berasal dari apa yang orang lain pikirkan tentang kita?"
Banyak dari kita telah mengalami periode dalam hidup di mana kita berusaha mati-matian untuk memenuhi ekspektasi orang lain, mencoba untuk terlihat sukses, bahagia, dan berharga di mata mereka.Â
Namun, pada akhirnya, apakah ini membawa kebahagiaan yang sejati? Bahkan, bisa jadi justru sebaliknya.Â
Kebahagiaan sejati sebenarnya lebih bersumber dari bagaimana kita merasa terhadap diri kita sendiri, bukan dari seberapa sering kita dipuji atau diakui oleh orang lain.
Mengapa Banyak Orang Gagal Menyadari Kebahagiaan Sejati?
Salah satu alasan utama mengapa begitu banyak orang terjebak dalam obsesi pengakuan adalah karena masyarakat seringkali mempromosikan citra sukses dan bahagia yang tampak di mata orang lain.Â
Media sosial, sebagai salah satu faktor pendorong utama, seringkali menjadi panggung di mana orang memainkan peran untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan.Â
Posting harta, keberhasilan karier, atau momen-momen indah menjadi alat untuk menarik perhatian, tanpa memikirkan apa dampaknya pada kesejahteraan pribadi.
Penting untuk menyadari bahwa apa yang kita lihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kehidupan seseorang.Â
Orang jarang membagikan kesulitan, kegagalan, atau momen-momen sulit dalam hidup mereka.Â
Oleh karena itu, membandingkan diri dengan citra yang dibangun di media sosial dapat menjadi jebakan berbahaya yang membuat seseorang merasa kurang bernilai jika tidak mendapatkan pengakuan serupa.