Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Makan Tabungan, Strategi Hidup di Tengah Kenaikan Harga

9 Januari 2024   06:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   01:45 1632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, Indonesia menjadi saksi dari fenomena menarik yang terjadi di masyarakat, yaitu penggunaan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang semakin berkembang pesat. 

Seiring dengan berbagai perubahan ekonomi dan kondisi sosial, banyak warga yang merasa terdorong untuk menggali tabungan mereka agar bisa bertahan hidup di tengah tantangan ekonomi yang melanda. 

Dalam situasi ini, tabungan tidak hanya menjadi instrumen keuangan untuk masa depan, tetapi juga menjadi sumber daya yang strategis untuk memenuhi kebutuhan mendesak. 

Perubahan perilaku finansial ini mencerminkan adaptasi masyarakat terhadap ketidakpastian ekonomi, di mana kemampuan untuk mengelola dan memaksimalkan nilai tabungan menjadi keterampilan kunci untuk kelangsungan hidup.

Rasio Tabungan Turun, Pengeluaran Menurun, Cicilan Meningkat

Data survei konsumen yang dirilis oleh Bank Indonesia pada November 2023 menyoroti penurunan rasio tabungan terhadap pendapatan masyarakat Indonesia sebesar 0,3%, menjadi 15,4%. 

Penurunan ini diiringi dengan pengeluaran yang cenderung menurun dan pembayaran cicilan yang mengalami peningkatan. 

Fenomena ini mencerminkan realitas bahwa masyarakat semakin mengandalkan tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama ketika pendapatan tidak lagi mencukupi.

Sulitnya Menabung di Era Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok

Sejumlah warga mengeluhkan kesulitan menabung, meskipun telah melakukan upaya hidup sederhana. 

Peningkatan harga kebutuhan pokok, seperti makanan dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya, menjadi tantangan utama. 

Beberapa teman saya menyatakan bahwa pendapatan yang diterima tidak sebanding dengan kenaikan harga barang, memaksa mereka untuk menggunakan sebagian besar tabungan hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Seorang tetangga saya juga mengeluh, menyuarakan perasaannya, "Apa daya? Memang, seperti yang kita ketahui, harga kebutuhan pokok semakin naik. 

Kadang-kadang, tampaknya sulit untuk menabung karena pendapatan hanya cukup untuk bertahan hidup. 

Hidup sederhana sudah kita jalani, tetapi harga-harga terus melonjak. Seolah-olah, kita belum melakukan usaha apa pun."

Strategi Menabung dalam Kesulitan

Meskipun banyak yang menghadapi kesulitan, beberapa warga telah mengembangkan strategi untuk tetap bisa menabung. 

Salah satunya adalah dengan menekan pengeluaran, mencari barang yang lebih terjangkau, dan menggantikan makanan mahal dengan opsi yang lebih ekonomis. 

Beberapa orang juga memilih tempat belanja dengan cermat, membandingkan harga di berbagai tempat untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan harga terbaik.

Kalau misalnya kita sering makan di luar, sekarang kita ganti dengan masak sendiri di rumah. Bisa irit dan lebih hemat. 

Selain itu, kita juga mencari alternatif barang yang lebih murah. Misalnya, mencari tempat belanja yang menawarkan harga lebih terjangkau.

Tren Makan Tabungan

Meskipun fenomena "makan tabungan" mulai melandai, tren tingginya tabungan masyarakat seperti pada tahun 2022 tidak akan segera terjadi dalam jangka pendek. 

Hal ini mengindikasikan adanya proses akumulasi dari tabungan itu sendiri.

Peningkatan aktivitas ekonomi lebih terkait dengan kelas menengah atas, sementara kelas menengah bawah menghadapi kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan. 

Hal ini menciptakan ketidakseimbangan di mana masyarakat kelas menengah bawah cenderung menggunakan tabungan mereka untuk kebutuhan sehari-hari akibat kesulitan mendapatkan penghasilan yang memadai.

Dinamika Kelompok Menengah Bawah

Menurut data Bank Indonesia, kita perlu juga menyoroti tren yang mengkhawatirkan di kalangan kelompok menengah bawah. 

Makan tabungan terus terjadi sejak April 2023, dengan jumlah tabungan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Indeks tabungan masyarakat kelompok bawah pada akhir November 2023 menunjukkan angka 47,4% yang menurun dari angka 54,8% pada bulan Oktober.

Fenomena ini bisa dijelaskan dengan adanya akumulasi tabungan pada tahun 2022, saat pandemi dan pembatasan sosial membuat banyak orang lebih berhati-hati dengan pengeluaran mereka. 

Namun, pada tahun 2023, banyak dari mereka mulai menarik tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seiring dengan meningkatnya biaya hidup.

Kisah Anak Kos, Pengusaha Kecil, dan Strategi Belanja Bijak

Melihat fenomena ini dari perspektif pribadi, ada berbagai strategi yang diadopsi oleh masyarakat untuk tetap bisa menabung. 

Seorang anak kos mungkin mengalokasikan sebagian besar pendapatannya untuk kebutuhan sehari-hari dan menabung setengahnya. 

Sementara itu, seorang pengusaha kecil mungkin harus terus berinovasi untuk menjaga agar usahanya tetap berjalan dan pendapatan tetap ada.

Seorang pedagang kecil mengungkapkan, "Aku usahain buat enggak boros-boros banget dan ya mengurangin keinginannya yang setiap hari kepengin banyak. 

Tapi ya, kita harus bisa jualan terus. Ada hari yang ramai, ada juga yang sepi. Tapi yang penting usaha terus."

Membaca Dinamika dan Menyikapi Tantangan Masa Depan

Secara keseluruhan, kesulitan menabung di Indonesia menjadi cerminan dari dinamika ekonomi yang terus berubah. 

Kenaikan biaya hidup yang tidak sebanding dengan kenaikan upah membuat masyarakat harus menjadi lebih cerdas dalam mengelola keuangan mereka. 

Kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk menabung.

Dalam menghadapi tantangan ini, masyarakat diimbau untuk tetap berupaya mengelola keuangan secara bijak. 

Upaya untuk menekan pengeluaran, mencari solusi alternatif untuk menabung, dan mempertimbangkan opsi investasi yang sesuai dengan situasi ekonomi mungkin menjadi langkah-langkah yang diperlukan.

Mengantisipasi Tantangan di Masa Depan

Penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan ekonomi dan sosial. 

Pengembangan kebiasaan menabung yang lebih kuat, pencarian peluang ekonomi tambahan, dan pemahaman yang lebih baik tentang cara mengelola keuangan pribadi akan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini.

Sebagai respons terhadap dinamika ekonomi yang tidak pasti, penting bagi pemerintah, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk bekerja sama dalam menciptakan kebijakan yang mendukung inklusivitas ekonomi. 

Pendidikan keuangan juga perlu ditingkatkan, memungkinkan masyarakat untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang manajemen keuangan pribadi dan investasi yang cerdas.

Kesimpulan: Menavigasi Realitas Ekonomi yang Kompleks

Fenomena "makan tabungan" di Indonesia mencerminkan realitas kompleks dalam ekonomi rumah tangga. 

Dengan berbagai faktor yang berkontribusi, seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, kesulitan mencari pekerjaan, dan dinamika ekonomi yang tidak pasti, masyarakat dihadapkan pada tantangan yang nyata.

Meskipun sulit, langkah-langkah kecil menuju pengelolaan keuangan yang lebih baik dan kebiasaan menabung yang ditingkatkan dapat menjadi kunci untuk mengatasi kesulitan ini. 

Melalui pendidikan, kolaborasi antarpihak, dan pemahaman mendalam tentang dinamika ekonomi yang sedang berlangsung, masyarakat dapat membentuk strategi yang lebih efektif untuk menjaga stabilitas keuangan mereka di masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun