Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bijaksana Seperti Lepek: Menyusuri Tradisi dan Filosofi Ngopi

3 Januari 2024   18:00 Diperbarui: 3 Januari 2024   18:04 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kopi. sumber: freepik

Dalam analogi kehidupan sosial, lepek mengajarkan kita pentingnya "mencekungkan diri" untuk menciptakan keseimbangan dalam interaksi sosial.

Pentingnya keseimbangan terasa dalam setiap aspek kehidupan. 

Sebagai makhluk sosial, kita perlu memahami kapan harus menahan diri agar tidak mengganggu hak-hak personal orang lain. 

Dengan mencekungkan diri, kita dapat menciptakan lingkungan sosial yang harmonis dan penuh saling pengertian.

Pengendapan Informasi dan Keseimbangan Hidup

Dalam era di mana arus informasi begitu cepat, proses pengendapan atau sedimentasi informasi menjadi kunci. 

Seperti halnya lepek yang memberikan landasan stabil bagi cangkir kopi, pengendapan informasi memberikan dasar yang kuat bagi pikiran kita. 

Dengan memperlambat proses penyerapan informasi, kita dapat menghindari "melepuhnya pikiran" akibat beban informasi yang berlebihan.

Pentingnya keseimbangan juga tercermin dalam kehadiran lepek yang cekung di tengah. Ini bukan hanya untuk keindahan visual, tetapi juga untuk memastikan agar cangkir kopi tetap pas dan tidak goyah. 

Dalam hidup, kita dapat belajar untuk menciptakan kestabilan dan keharmonisan dengan "mencekungkan diri" dalam situasi yang membutuhkannya.

Lepek sebagai Pemicu Harmonisasi

Meskipun kita bisa menikmati kopi tanpa lepek, menyandingkannya menciptakan dimensi harmonisasi yang lebih dalam. 

Seperti halnya rokok dan korek api, sepatu dan kaos kaki, lepek dan kopi membentuk pasangan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional, tetapi juga memberikan keharmonisan dalam pengalaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun