Tren penggunaan istilah "kelas menengah ngehe" di media sosial semakin marak, terutama ketika ada perdebatan tidak penting di platform-platform seperti Twitter.Â
Pertanyaan mendasar muncul, apa sebenarnya kelas menengah dan apakah mereka benar-benar ngehe?Â
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita telaah definisi kelas menengah menurut Asian Development Bank dan parameter yang digunakan di Indonesia.
1. Definisi Kelas Menengah Menurut Asian Development Bank:
Menurut Asian Development Bank, kelas menengah adalah kelompok masyarakat dengan rentang pengeluaran sebesar 2 hingga 20 dolar per hari.Â
Namun, Indonesia memiliki definisi sendiri, termasuk parameter seperti kepemilikan rumah, mobil, status pendidikan, dan keberlanjutan keuangan melalui asuransi kesehatan.
Kelas menengah bukan hanya tentang angka pada gaji atau pengeluaran, tetapi juga mencakup faktor-faktor seperti keamanan pekerjaan, akses pendidikan yang baik, dan kemampuan untuk merencanakan masa depan finansial.
2. Kelas Menengah di Indonesia: Kota Bekasi sebagai Kandang Terbesar:
Data survei ekonomi nasional pada 2021 menunjukkan bahwa Kota Bekasi menjadi kantong rumah tangga kelas menengah terbesar di Indonesia, diikuti oleh Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.Â
Jelas bahwa wilayah Jawa memiliki andil besar dalam populasi kelas menengah di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, dan kebijakan pembangunan di beberapa wilayah telah mendorong pertumbuhan kelas menengah.Â
Ini menciptakan efek domino, di mana kelas menengah yang berkembang dapat berkontribusi positif terhadap keberlanjutan ekonomi.