Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Overpopulation dan Overconsumtion: Dilema Lingkungan di Balik Fast Fashion

20 Desember 2023   18:00 Diperbarui: 21 Desember 2023   23:53 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi fast fashion. sumber: freepik

Keberadaan industri ini memutar roda produksi dengan cepat untuk memenuhi tren berbusana yang terus berubah, menghasilkan dampak besar terhadap lingkungan.

Proses produksi tekstil, mulai dari penanaman bahan baku hingga tahap pewarnaan, seringkali memerlukan penggunaan sumber daya alam yang signifikan, termasuk air dan energi. 

Contoh nyata adalah 20% pencemaran air berasal dari pewarna tekstil, dan sungai-sungai seperti Citarum di Bandung menjadi korban dari limbah industri tekstil.

Bahan tekstil seperti polyester, yang sering digunakan dalam produksi pakaian, membutuhkan minyak dalam jumlah besar. 

Paradoksnya, sekitar 90% pakaian yang dijual di Amerika Serikat terbuat dari bahan yang termasuk kurang berkelanjutan, seperti katun dan polyester. 

Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan antara kebutuhan konsumen akan pakaian dan dampak lingkungan yang dihasilkan oleh industri fashion.

ilustrasi pakaian bekas. sumber: freepik
ilustrasi pakaian bekas. sumber: freepik

Dilema Pakaian Sebagai Kebutuhan Primer vs. Tersier

Pakaian, pada dasarnya, merupakan kebutuhan primer manusia untuk melindungi diri dari elemen dan mempertahankan kesejahteraan. 

Namun, munculnya industri fashion atau mode telah mengubah persepsi terhadap pakaian menjadi kebutuhan tersier. 

Masyarakat, terutama di dunia Barat, cenderung membeli pakaian bukan karena kebutuhan dasar, melainkan karena tren dan gaya yang terus berubah.

Konsep "fast fashion" mendorong masyarakat untuk terus mengganti pakaian mereka sesuai dengan tren terbaru. Dalam prosesnya, masyarakat mungkin tidak menyadari konsekuensi dari konsumsi berlebihan ini terhadap lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun