Namun, ini tidak berarti kita harus mengabaikan sepenuhnya identitas kelompok.
Perubahan sosial dimulai dari individu. Dengan menjaga identitas kita tetap fleksibel, kita dapat menghindari konflik yang tidak perlu.Â
Ini bukan tentang tidak memiliki identitas kelompok, melainkan tentang kemampuan untuk beristirahat sejenak dari pola tersebut ketika diperlukan.Â
Kita dapat mempertahankan kehormatan terhadap kepercayaan dan nilai-nilai kelompok kita, tetapi juga mengembangkan kemampuan untuk melihat situasi dari perspektif yang berbeda.
Menghadapi Kompleksitas Hubungan Antar Kelompok di Era Globalisasi
Dalam era globalisasi, kompleksitas hubungan antar kelompok semakin terasa.Â
Perbedaan budaya, ideologi, dan nilai-nilai menciptakan lanskap yang rumit.Â
Konflik yang muncul dapat bersifat tidak hanya antar kelompok tetapi juga internal, ketika individu berjuang untuk menyeimbangkan identitas pribadi dengan ekspektasi kelompok.
Menyadari bahwa setiap individu di dalam kelompok memiliki keunikan dan kesamaan dengan kita dapat membentuk budaya antar individu yang lebih inklusif.Â
Namun, realitasnya seringkali menghadirkan tantangan dalam mencapai kesepakatan. Perbedaan budaya atau ideologi antar kelompok selalu ada, dan setiap individu di dalamnya adalah unik.
Kesetiaan, Konflik, dan Peran Teknologi dalam Hubungan Antar Kelompok
Penting untuk mengakui bahwa kesetiaan terhadap kelompok juga dapat menjadi sumber konflik.Â