Memberikan jeda secara teratur dalam aktivitas investasi dapat memberikan perspektif yang lebih jelas dan memungkinkan investor untuk membuat keputusan yang lebih bijak.
5. Memberi untuk Mendapat: Filantropi sebagai Investasi Bersama Tuhan
Prinsip terakhir yang perlu dipahami adalah memberi untuk mendapat.Â
Filantropi adalah bagian integral dari budaya Yahudi, dan memberi dianggap sebagai investasi bersama Tuhan.Â
Banyak investor Yahudi terkemuka, seperti Warren Buffett dan Sir John Templeton, terkenal karena kegiatan filantropis mereka yang besar.
Menurut Talmud, memberikan amal dianggap setara dengan berinvestasi bersama Tuhan, dengan janji pengembalian yang tidak hanya materi tetapi juga spiritual.Â
Memberikan sebagian dari kekayaan sebagai bentuk sedekah dapat membuka pintu bagi peluang baru, membangun jaringan, dan menciptakan modal sosial yang tidak dapat diukur secara materi.
Prinsip memberi untuk mendapat juga terlihat dalam dunia bisnis modern.Â
Perusahaan yang aktif dalam kegiatan sosial dan filantropi biasanya menarik pelanggan yang lebih setia dan karyawan yang lebih berdedikasi.Â
Konsumen semakin cenderung memilih produk dari perusahaan yang mendukung isu-isu yang mereka pedulikan.
Penutup: Membangun Kekayaan dan Warisan yang Holistik
Dalam pandangan keseluruhan, lima prinsip investasi ala orang Yahudi---kesabaran, diversifikasi aset, etika, istirahat, dan filantropi---membentuk kerangka kerja yang kuat untuk mencapai kesuksesan finansial jangka panjang.Â