Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengenali dan Mengatasi Kelelahan Mental: Bukan Kemalasan, Tapi Tanda-tanda Burnout

3 Desember 2023   18:00 Diperbarui: 4 Desember 2023   14:42 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mudah tersinggung. sumber: freepik

Dalam era kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak dari kita merasa terjebak dalam rutinitas yang membosankan dan melelahkan. 

Terutama selama masa pandemi global, di mana keterbatasan sosial dan perubahan besar dalam gaya hidup sehari-hari dapat memunculkan tantangan psikologis baru. 

Bagi sebagian orang, perasaan lelah ini mungkin tidak hanya sekadar kelelahan fisik atau kemalasan, melainkan tanda-tanda burnout atau kelelahan mental yang serius.

Pengenalan Burnout:

Burnout, atau sering disebut sebagai kelelahan mental, adalah kondisi stres berat yang dipicu oleh faktor-faktor pekerjaan. 

Namun, terkadang sulit untuk membedakan antara kelelahan mental dan kemalasan, karena keduanya dapat menampilkan gejala yang mirip. 

Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam enam tanda khas yang membedakan kelelahan mental dari kemalasan serta langkah-langkah konkret untuk mengatasi dan mencegahnya.

1. Terputus dari Segalanya:

Perasaan terputus dari segalanya adalah salah satu ciri khas kelelahan mental. 

Saat seseorang merasa melakukan kegiatan sehari-hari seperti berjalan-jalan atau bekerja dalam mode otomatis, dan muncul perasaan pembiaran pada diri sendiri, itu bisa menjadi indikator depersonalisasi . 

Individu yang mengalami depersonalisasi mungkin merasa terputus dari diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya, menciptakan sensasi mati rasa atau kekosongan emosional yang sulit dijelaskan.

2. Dulunya Termotivasi:

Kelelahan mental sering kali mempengaruhi orang-orang yang dulunya memiliki motivasi tinggi dan sering unggul di berbagai bidang. 

Jika Anda merasa bahwa motivasi dan prestasi yang tinggi telah digantikan oleh rasa lelah, apatis, dan ketidaktermotivasi, kemungkinan besar Anda mengalami kelelahan mental. 

Ini berbeda dengan sifat malas, yang cenderung stabil dari waktu ke waktu.

3. Dulunya Bersemangat:

Ciri khas lain dari kelelahan mental adalah perubahan dalam minat dan motivasi. 

Orang yang mengalami burnout dulunya memiliki minat atau hobi yang mereka sukai, tetapi sekarang merasa tidak tertarik lagi. 

Bahkan, mungkin mereka mulai membenci hal-hal yang dulunya memberi semangat. Kelelahan mental membuat sulit untuk menikmati aktivitas yang sebelumnya disenangi.

ilustrasi mudah tersinggung. sumber: freepik
ilustrasi mudah tersinggung. sumber: freepik

4. Menjadi Murung dan Mudah Tersinggung:

Ketika seseorang mengalami kelelahan mental, perubahan dalam suasana hati menjadi lebih menonjol. 

Mudah tersinggung, emosi yang sulit dikendalikan, dan perasaan murung dapat menjadi tanda-tanda burnout. 

Ini berbeda dengan sifat orang malas yang cenderung santai, rileks, dan tidak terpengaruh oleh berbagai situasi.

5. Tidak Merawat Diri:

Kelelahan mental dapat tercermin dalam perilaku sehari-hari, terutama dalam hal perawatan diri. 

Jika Anda mulai mengabaikan pola makan, pola tidur, dan menarik diri dari interaksi sosial, itu bisa menjadi tanda-tanda kelelahan mental. 

Kelelahan mental membuat sulit untuk merawat diri sendiri, yang berbeda dengan kemalasan yang cenderung tidak memiliki dorongan untuk melakukan hal tersebut.

6. Perubahan Bertahap:

Salah satu hal yang perlu dipahami tentang kelelahan mental adalah bahwa itu berkembang secara bertahap. 

Terdapat lima tahap utama kelelahan, dimulai dari fase biasa hingga tahap terakhir di mana kelelahan telah menjadi terlalu tertanam dalam hidup seseorang. 

Penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda kelelahan mental sejak dini agar dapat mengambil tindakan yang diperlukan.

Cara Mengatasi Kelelahan Mental:

1. Buat Prioritas:

Merinci dan membuat prioritas pada pekerjaan yang penting dapat membantu mengelola beban kerja. 

Dengan begitu, energi yang terkuras dapat diarahkan dengan lebih efisien.

2. Bicarakan dengan Atasan:

Komunikasikan perasaan dan kerisauan Anda kepada atasan atau departemen sumber daya manusia (HRD). 

Membahas beban kerja yang terlalu berat bisa membuka pintu solusi yang sesuai.

3. Kurangi Ekspektasi:

Sikap realistis terhadap tugas dan harapan dapat membantu mengurangi stres. 

Menurunkan ekspektasi pada diri sendiri dapat membantu mengelola tekanan yang mungkin dialami.

4. Ceritakan kepada Orang Terdekat:

Berbicara tentang perasaan Anda kepada teman atau keluarga bisa menjadi langkah pertama untuk melepaskan beban emosional. 

Walaupun mungkin tidak memberikan solusi langsung, berbagi pengalaman bisa membuat Anda merasa didengar dan dimengerti.

5. Jaga Keseimbangan Hidup:

Berolahraga secara teratur, memiliki waktu santai, dan melakukan aktivitas yang disukai di luar jam kerja dapat membantu menjaga keseimbangan hidup. 

Ini dapat memberikan waktu untuk merilekskan pikiran dan mempersiapkan diri untuk tugas-tugas yang menantang.

6. Ubah Gaya Hidup:

Memperhatikan gaya hidup sehat, seperti pola makan yang baik, rutin berolahraga, dan menjaga tidur yang cukup, dapat mendukung kesehatan fisik dan mental. 

Gaya hidup yang sehat menciptakan fondasi kuat untuk mengatasi kelelahan mental.

ilustrasi liburan. sumber: freepik
ilustrasi liburan. sumber: freepik

7. Ambil Cuti dan Berlibur:

Jika memungkinkan, ambillah cuti untuk melepaskan diri dari rutinitas harian. 

Berlibur atau melakukan aktivitas yang menyenangkan dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

8. Konsultasikan dengan Profesional:

Jika langkah-langkah di atas tidak memberikan perbaikan yang signifikan, konsultasikan dengan profesional kesehatan mental atau psikolog. 

Mereka dapat memberikan panduan dan dukungan yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan individu.

Pentingnya Mengatasi Kelelahan Mental:

Mengatasi kelelahan mental bukan hanya masalah produktivitas di tempat kerja, tetapi juga berkaitan dengan kesejahteraan umum. 

Kelelahan mental yang tidak diatasi dengan baik dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang.

 Oleh karena itu, menyadari dan mengatasi tanda-tanda kelelahan mental sedini mungkin sangat penting.

Kesimpulan:

Dalam perjalanan hidup yang penuh tekanan, mengenali perbedaan antara kelelahan mental dan kemalasan menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan dan kesejahteraan. 

Dengan mengidentifikasi tanda-tanda kelelahan mental dan mengambil langkah-langkah yang tepat, kita dapat menghindari jebakan burnout yang dapat merugikan kesehatan dan produktivitas kita. 

Penting untuk diingat bahwa mengatasi kelelahan mental adalah perjalanan panjang, dan setiap langkah kecil menuju perubahan positif memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun