Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Investasi dan Literasi Keuangan, Kunci Sukses Gen Z Membeli Rumah

1 Desember 2023   18:00 Diperbarui: 3 Desember 2023   02:33 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gen z. (Sumber: freepik)

Sebagai generasi yang tumbuh dalam era teknologi dan informasi, Generasi Z (Gen Z) dihadapkan pada tantangan unik dalam mencapai tujuan finansial, terutama dalam kepemilikan rumah. 

Pandangan umum yang berkembang menyatakan bahwa kecenderungan Gen Z dalam menggunakan gadget secara berlebihan dan mengejar hiburan seperti nonton konser adalah alasan utama sulitnya mereka memiliki rumah. 

Namun, apakah pandangan ini benar adanya, ataukah ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan?

Kehidupan Modern Gen Z: Stereotip dan Kenyataan

Dalam beberapa tahun terakhir, Gen Z telah menjadi fokus perhatian publik. 

Mereka dianggap sebagai generasi yang lebih terbuka terhadap perubahan, terbiasa dengan teknologi, dan memiliki gaya hidup yang berbeda dari generasi sebelumnya. 

Stereotip ini, sayangnya, sering kali menyebabkan penilaian yang tidak akurat terhadap kemampuan finansial mereka, terutama dalam hal kepemilikan rumah.

Pertama-tama, perlu ditekankan bahwa penggunaan teknologi dan menikmati hiburan adalah hak dan kebebasan individu. 

Menyalahkan Gen Z hanya berdasarkan gaya hidup mereka tanpa mempertimbangkan konteks ekonomi yang lebih luas adalah sikap yang tidak adil. 

Memang benar bahwa Gen Z mungkin mengalokasikan sebagian dana mereka untuk nonton konser atau membeli gadget, tetapi apakah ini satu-satunya alasan sulitnya mereka memiliki rumah?

ilustrasi gen z. (Sumber: freepik)
ilustrasi gen z. (Sumber: freepik)

Menganalisis Aspek Ekonomi: Gaya Hidup vs Realitas Finansial

Jika kita menghitung secara kasar berapa banyak uang yang dihabiskan Gen Z untuk hiburan dan teknologi setiap tahun, kita dapat membandingkannya dengan biaya memiliki rumah. 

Anggaplah seorang individu mengeluarkan Rp20 juta per tahun untuk hiburan dan teknologi. 

Namun, untuk memiliki rumah di kota-kota besar seperti Jakarta, diperlukan lebih dari 10 tahun hanya untuk menabung uang tersebut sebagai uang muka. 

Ini menggambarkan bahwa faktor gaya hidup tidak dapat secara langsung dijadikan kambing hitam atas sulitnya kepemilikan rumah.

Pasar Properti yang Tak Terkendali

Penting untuk menyadari bahwa Indonesia bukan satu-satunya negara yang menghadapi masalah sulitnya kepemilikan rumah. 

Fenomena pasar properti yang tak terkendali, di mana harga rumah terus melambung tinggi, bukanlah hal yang unik. 

Mekanisme pasar yang tidak seimbang antara pasokan dan permintaan menjadi pemicu utama dari masalah ini.

Terbatasnya lahan dan tingginya kebutuhan akan rumah membuat harga properti terus meningkat. 

Di sisi lain, kebijakan spekulasi properti, di mana rumah dianggap sebagai instrumen investasi daripada tempat tinggal, semakin memperparah permasalahan ini. 

Menurut data, 1% populasi Indonesia menguasai 46,6% kekayaan negara. Ini menciptakan kesenjangan yang besar dalam kepemilikan dan mengontrol harga properti.

Kebijakan Pemerintah untuk Mengendalikan Harga Properti

Mengatasi masalah kepemilikan rumah memerlukan upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah memiliki peran kunci dalam menciptakan kebijakan yang mendukung kepemilikan rumah yang lebih terjangkau.

1. Pembangunan Infrastruktur dan Pemerataan Pembangunan: 

Infrastruktur dan pembangunan perumahan perlu disebar lebih merata di seluruh Indonesia, bukan hanya di kota-kota besar. 

Pemerintah harus fokus pada pemerataan pembangunan agar kehidupan yang layak dapat diakses oleh semua warga negara.

2. Pajak Progresif untuk Kepemilikan Rumah: 

Pajak progresif untuk kepemilikan rumah kedua atau lebih dapat menjadi solusi yang efektif dalam mengendalikan harga properti. 

Pajak ini harus diberlakukan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga memiliki dampak positif dalam menyeimbangkan pasar properti.

3. Insentif dan Bantuan Langsung: 

Pemerintah dapat memberikan insentif dan bantuan langsung kepada mereka yang berusaha memiliki rumah pertama kali. 

Program bantuan sewa untuk warga berpenghasilan rendah dan pembangunan perumahan terjangkau dapat membantu menciptakan peluang bagi semua kalangan masyarakat.

4. Pengembangan Perumahan Subsidi: 

Pemerintah dapat fokus pada pengembangan perumahan subsidi yang sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat. 

Pembangunan ini harus didukung oleh regulasi yang jelas untuk mencegah penyalahgunaan dan menjaga ketersediaan perumahan yang terjangkau.

ilustrasi literasi keuangan. (Sumber: freepik)
ilustrasi literasi keuangan. (Sumber: freepik)

Upaya Individu dalam Mewujudkan Rumah Impian

Di samping upaya pemerintah, individu juga memiliki peran dalam mencapai tujuan kepemilikan rumah. 

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh individu, termasuk Gen Z, untuk mendekati impian memiliki rumah:

1. Investasi Pintar dengan Teknologi: 

Gen Z dapat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk investasi yang lebih cerdas. 

Banyak aplikasi yang menyediakan peluang investasi dengan modal terjangkau dan memberikan potensi keuntungan yang dapat membantu dalam mencapai tujuan keuangan.

2. Pendidikan/Literasi Keuangan: 

Penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang keuangan pribadi. Gen Z dapat mencari pengetahuan tentang manajemen keuangan, investasi, dan cara mengalokasikan dana dengan bijak.

3. Kerja Sama dan Kolektivitas: 

Gen Z dapat membentuk komunitas atau bergabung dengan kelompok-kelompok yang memiliki tujuan serupa. Bersama-sama, mereka dapat mencari solusi dan mendukung satu sama lain dalam mencapai kepemilikan rumah.

4. Pemanfaatan Program Pemerintah: 

Mengetahui dan memanfaatkan program-program bantuan pemerintah adalah langkah yang penting. Gen Z dapat mencari informasi tentang subsidi, kredit rumah, atau program bantuan lainnya yang dapat membantu mereka mendapatkan rumah.

Kesimpulan: Mencari Solusi Bersama

Sulitnya kepemilikan rumah oleh Generasi Z tidak dapat disalahkan semata-mata pada gaya hidup atau kebiasaan mereka. Permasalahan ini lebih kompleks dan melibatkan faktor-faktor ekonomi, pasar properti, dan kebijakan pemerintah. 

Mencari solusi yang berkelanjutan memerlukan kerja sama antara pemerintah, individu, dan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan pemerataan pembangunan, kebijakan pajak yang bijaksana, dan insentif yang tepat, diharapkan bahwa kepemilikan rumah akan menjadi lebih terjangkau bagi semua generasi, termasuk Generasi Z. 

Sementara itu, individu perlu memanfaatkan kesempatan investasi yang ada dan terus meningkatkan literasi keuangan mereka. 

Dengan pendekatan holistik dan tindakan bersama, impian memiliki rumah bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai oleh Generasi Z. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun