Untuk memahami dampak risiko investasi terkonsentrasi, kita dapat merinci contoh saat IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun 38% dalam 71 hari selama pandemi COVID-19 pada Maret 2020.Â
Jika seluruh modal diinvestasikan dalam saham BCA pada saat itu, potensi kerugian bisa sangat besar.
Namun, ada juga investor yang berhasil memanfaatkan situasi ini dengan mendiversifikasi portofolio mereka.Â
Meskipun nilai investasi turun, mereka tidak mengalami kerugian sebesar investor yang terkonsentrasi pada saham tertentu.
Manajemen Risiko Dalam Diversifikasi
Diversifikasi bukan sekadar pembagian modal, tapi juga merupakan strategi manajemen risiko yang matang.Â
Risiko sistematis, seperti fluktuasi pasar, dapat diminimalkan dengan alokasi yang cerdas di berbagai instrumen.
Jenis Aset dan Kelas Aset: Pemilihan aset, seperti saham, obligasi, reksadana, dan properti, harus dilakukan dengan mempertimbangkan kelas asetnya. Pembagian ke dalam kelas yang berbeda membantu melindungi portofolio dari fluktuasi yang signifikan.
Industri atau Sektor: Mengamati rotasi sektor yang sesuai dengan kondisi ekonomi dapat membantu mengelola risiko yang terkait dengan perubahan industri atau sektor tertentu.
Periode Investasi: Sesuaikan portofolio dengan periode investasi, baik itu jangka pendek, menengah, atau panjang. Ini membantu dalam menentukan instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan finansial Anda.
Lokasi Investasi: Pertimbangkan investasi di dalam dan luar negeri untuk diversifikasi yang lebih baik. Kondisi ekonomi global dapat mempengaruhi portofolio Anda.