Tantangan utama di dunia kerja adalah kurangnya rasa loyalitas.Â
Munculnya gig economy dan preferensi Generasi Z untuk fleksibilitas kerja dapat memberikan kontribusi pada kurangnya keterikatan terhadap satu perusahaan.Â
Pengusaha harus berpikir kreatif untuk memahami dan memotivasi generasi yang memiliki kebutuhan dan ekspektasi yang berbeda.
Di samping itu, etika kerja yang kurang dan kurangnya ketahanan terhadap tekanan adalah permasalahan lain yang harus diatasi.Â
Generasi Z, terbiasa dengan kecepatan informasi dan keinginan untuk pengalaman baru, mungkin mengalami kesulitan beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan yang memerlukan kesabaran, ketekunan, dan konsistensi.
Penting untuk diakui bahwa masalah ini bukan semata-mata kesalahan Generasi Z.Â
Dalam sejarahnya, mereka tumbuh dalam lingkungan yang mendorong nilai-nilai individualisme dan kebebasan.Â
Oleh karena itu, solusi yang efektif melibatkan kolaborasi antara generasi yang berbeda untuk memahami dan menghargai perspektif masing-masing.
Keuangan dan Kesehatan Mental
Aspek keuangan juga menjadi titik perhatian. Generasi Z cenderung mengadopsi konsep "soft saving," di mana lebih banyak uang dihabiskan untuk pengalaman dan self-development daripada diinvestasikan untuk masa depan.Â
Ini menciptakan keprihatinan tentang kestabilan keuangan jangka panjang.
Selain itu, masalah kesehatan mental semakin mencuat di kalangan Generasi Z.Â