Perbandingan ini bukan sekadar perbedaan nominal, melainkan mencerminkan perbedaan substansial dalam jumlah bunga yang harus dibayar oleh peminjam selama periode pinjaman.Â
Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam terhadap perbedaan ini menjadi esensial bagi mereka yang mempertimbangkan opsi pinjaman, karena dapat memiliki implikasi signifikan terhadap beban keuangan dan kemampuan untuk membayar kembali pinjaman secara efisien.Â
Dengan demikian, perbandingan besaran bunga menjadi landasan yang penting dalam pengambilan keputusan keuangan yang bijak.
Respon AFPI: Perlunya Dialog dan Transparansi:
Dalam responsnya terhadap tuduhan KPPU, AFPI membantah keras praktik kartel dan mengklaim bahwa mereka hanya menetapkan batas maksimum suku bunga untuk melindungi konsumen.Â
AFPI menekankan perlunya perlindungan konsumen dan menyatakan bahwa AFPI bersedia untuk berdialog dengan KPPU guna membahas isu ini.
Namun, perlunya transparansi bunga pinjaman online tetap menjadi sorotan.Â
Terlepas dari penurunan suku bunga yang diumumkan oleh AFPI, kebijakan transparansi yang lebih baik mengenai besaran bunga dan biaya lainnya diharapkan dapat memberikan kejelasan kepada konsumen.
Transparansi dan Perlindungan Konsumen:
Sebagai penutup, dugaan adanya kartel dalam industri peminjaman online tidak hanya menciptakan kekhawatiran terkait etika bisnis, tetapi juga menyoroti kebutuhan akan transparansi dan perlindungan konsumen yang lebih baik.Â
Dalam menghadapi kompleksitas masalah ini, menjadi imperatif bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk turun tangan secara aktif guna mengatasi permasalahan ini dan memastikan bahwa pasar keuangan tetap adil dan berkelanjutan.
OJK sebagai lembaga pengawas diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret, seperti menerapkan regulasi yang lebih ketat dan efektif serta meningkatkan pengawasan terhadap praktik bisnis yang merugikan konsumen.Â