Perbandingan ini dapat menciptakan tekanan yang tak terhindarkan, membuat banyak individu merasa tidak cukup atau gagal.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar tentang berbagai gangguan kesehatan mental seperti anxiety disorder, depresi, atau bahkan bunuh diri.Â
Hal ini seakan menjadi topik umum di kalangan generasi Z. Namun, kita perlu memahami bahwa tidak semua anak muda yang mengaku memiliki masalah mental benar-benar mengalami gangguan serius.Â
Beberapa dari mereka mungkin hanya menghadapi tekanan sosial atau masalah sehari-hari yang bisa diatasi dengan dukungan dan pemahaman.
Perubahan Nilai dan Prioritas
Perbedaan terbesar antara generasi Z dan generasi sebelumnya, seperti generasi X, terletak pada perubahan nilai dan prioritas mereka.Â
Nilai-nilai seperti kebebasan ekspresi, diversitas, dan kesetaraan lebih ditekankan dalam kehidupan generasi Z.Â
Mereka tumbuh dalam budaya yang lebih inklusif dan terbuka terhadap perbedaan.
Namun, hal ini juga dapat menciptakan konflik dengan generasi sebelumnya yang mungkin memiliki nilai-nilai yang lebih tradisional.Â
Misalnya, anak-anak generasi Z mungkin lebih terbuka tentang topik-topik seperti orientasi seksual, identitas gender, dan isu-isu sosial. Hal ini bisa menyebabkan ketegangan dalam hubungan keluarga dan masyarakat.
Tantangan lain yang dihadapi oleh generasi Z adalah perubahan dalam prioritas hidup.Â
Mereka seringkali cenderung lebih fokus pada pencapaian pribadi, kreativitas, dan kontribusi sosial daripada pencapaian materialistik.Â