Mengapa Negara Peminjam Menerima Pinjaman dari China?
Banyak negara berkembang menerima pinjaman dari China karena mereka tidak memiliki alternatif yang memadai.Â
Mereka membutuhkan dana untuk pembangunan infrastruktur yang dapat membantu mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kualitas hidup warganya.Â
Namun, proyek-proyek infrastruktur ini memerlukan investasi besar, waktu balik modal yang panjang, dan proses pengajuan yang rumit.
Cina muncul sebagai satu-satunya negara yang mampu memberikan pinjaman besar tanpa prosedur yang rumit, meskipun dengan bunga tinggi.Â
Lembaga internasional seperti Bank Dunia atau IMF memerlukan proses yang rumit dan persyaratan yang sulit dipenuhi, sehingga tidak selalu menjadi pilihan yang realistis bagi negara berkembang.
Dampak Pinjaman dari China pada Aset Negara Peminjam
Kasus-kasus gagal bayar hutang pinjaman kepada China telah mengakibatkan penyitaan aset negara-negara peminjam.Â
Ini melibatkan proyek-proyek infrastruktur yang sering kali merupakan aset strategis, seperti pelabuhan, bandara, jalur transportasi, dan sumber daya alam negara tersebut.Â
Ini menyebabkan negara peminjam kehilangan kedaulatan atas aset-aset ini dan memberi China pengaruh yang lebih besar di wilayah tersebut.
Meskipun banyak yang berspekulasi bahwa kasus ini adalah contoh konkret dari "jebakan utang" Cina, pandangan netral menyatakan bahwa jebakan hutang mungkin lebih merupakan sentimen politik dan cerita konspirasi yang dibesar-besarkan.Â
Dalam banyak kasus, utang ke China berhasil direstrukturisasi atau bahkan dihapuskan.Â