Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

TikTok Shop Tutup, Para Pelaku Usaha Tekstil Berjuang Menghadapi Tantangan Baru

9 Oktober 2023   18:00 Diperbarui: 11 Oktober 2023   08:02 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tiktok, (Sumber: Freepik)

Pada tanggal 4 Oktober 2023, gempita media sosial di Indonesia yang terbiasa berburu baju-baju murah dengan video pendek menarik harus berhenti sejenak. 

Hal ini terjadi setelah TikTok Indonesia secara resmi mengumumkan penutupan TikTok Shop pada pukul 17.00 Waktu Indonesia Barat. 

Keputusan ini mengguncang para pengguna TikTok yang selama ini aktif dalam berbelanja melalui platform ini. 

Namun, penutupan TikTok Shop tidak terjadi begitu saja; ada latar belakang dan alasan yang melatarbelakangi kebijakan ini.

Penutupan TikTok Shop: Latar Belakang dan Alasan

Penutupan TikTok Shop yang diumumkan melalui laman resmi TikTok Indonesia merupakan hasil dari peraturan pemerintah yang baru-baru ini dikeluarkan. 

Permendak Nomor 31 tahun 2023 adalah peraturan yang mengatur perbedaan antara media sosial dan e-commerce atau social commerce. 

Tujuannya adalah untuk menciptakan kondisi perdagangan yang lebih adil dan memastikan keberlangsungan usaha pedagang konvensional.

Salah satu alasan yang mendasari penutupan TikTok Shop adalah praktik "predatory pricing" atau penjualan barang-barang impor dengan harga sangat murah. 

Kementerian Perdagangan menyadari bahwa 90% perusahaan di Indonesia adalah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), dan pemerintah berkomitmen untuk mendukung mereka agar dapat bersaing di pasar domestik dan bahkan ekspor ke pasar internasional. 

Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan perlindungan terhadap pelaku usaha ini, dan penutupan TikTok Shop dianggap sebagai langkah yang tepat.

Namun, penutupan TikTok Shop bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi oleh para pedagang konvensional. 

Kementerian Perindustrian juga mencatat bahwa aturan tentang Kawasan Berikat telah menjadi pintu masuk bagi produk impor yang membanjiri pasar dalam negeri, termasuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT). 

Meskipun aturan ini bertujuan untuk mendukung industri dalam negeri, impor tekstil ilegal semakin meresahkan, karena produk ini sering tidak membayar bea masuk dan pajak, sehingga dapat dijual dengan harga yang sangat murah di pasar domestik.

ilustrasi tiktok, (Sumber: Freepik)
ilustrasi tiktok, (Sumber: Freepik)

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dalam Krisis

Dalam beberapa tahun terakhir, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia telah menghadapi sejumlah tantangan yang serius. 

Penutupan TikTok Shop hanyalah salah satu dari berbagai isu yang telah mempengaruhi industri ini.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh industri TPT adalah persaingan sengit dengan produk impor ilegal. 

Produk impor ilegal ini sering kali diperdagangkan dengan harga yang jauh lebih rendah daripada produk lokal karena mereka tidak membayar bea masuk dan pajak yang seharusnya dikenakan. 

Hal ini membuat produk impor ilegal sangat menarik bagi konsumen yang mencari harga murah, namun sangat merugikan bagi produsen lokal.

Ini mengindikasikan adanya ketidaksetaraan yang signifikan dalam pasar TPT Indonesia. 

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSIVI), Redma, mengungkapkan keprihatinannya terhadap impor tekstil ilegal yang merugikan industri TPT nasional. (Sumber)

Kehadiran produk impor ilegal yang tidak membayar bea masuk dan pajak dapat mengganggu pangsa pasar produk lokal dan membuat industri dalam negeri mengalami kesulitan.

Dukungan Terhadap Industri TPT

Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya mendukung industri TPT dalam negeri. Oleh karena itu, beberapa langkah telah diambil untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh industri ini.

Salah satu langkah yang diambil adalah pengawasan yang lebih ketat terhadap impor tekstil ilegal. 

Pemerintah bekerja sama dengan berbagai instansi terkait untuk memeriksa dan mengawasi produk impor yang masuk ke Indonesia. 

Langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua produk impor membayar bea masuk dan pajak yang seharusnya.

Selain itu, pemerintah juga telah mempertimbangkan revisi peraturan tentang Kawasan Berikat. 

Hal ini dilakukan untuk mengendalikan impor produk yang seharusnya ditujukan untuk ekspor namun malah membanjiri pasar dalam negeri. 

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan industri TPT dalam negeri dapat mengalami perbaikan dan pemulihan.

ilustrasi Industri TPT. (Sumber: Freepik)
ilustrasi Industri TPT. (Sumber: Freepik)

Dampak Sosial Ekonomi

Dampak penutupan TikTok Shop dan lesunya industri TPT dalam negeri memiliki konsekuensi sosial ekonomi yang signifikan. 

Salah satunya adalah penurunan omset dan profitabilitas para pedagang konvensional di sektor fashion dan tekstil.

Banyak pedagang konvensional yang mengandalkan penjualan mereka melalui TikTok Shop mengalami penurunan omset yang drastis setelah penutupan platform ini. 

Mereka harus mencari alternatif lain untuk memasarkan produk mereka dan bersaing di pasar online yang semakin kompetitif. 

Sebagian dari mereka bahkan terpaksa mengurangi tenaga kerja mereka atau menutup usaha mereka karena kesulitan ekonomi yang dihadapi.

Selain itu, penutupan TikTok Shop juga berdampak pada pekerjaan di sektor fashion dan tekstil. 

Banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka karena perusahaan fashion dan tekstil menghadapi penurunan pesanan akibat lesunya industri ini. 

Hal ini dapat berdampak negatif pada tingkat pengangguran di sektor ini.

Upaya Pemulihan Industri TPT

Meskipun industri TPT di Indonesia menghadapi tantangan yang serius, ada upaya yang dapat dilakukan untuk memulihkan dan mengembangkan sektor ini.

Pemerintah perlu terus bekerja sama dengan asosiasi industri TPT dan pelaku usaha untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri ini. 

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah memberikan insentif kepada produsen lokal, seperti pembebasan pajak atau dukungan keuangan, untuk membantu mereka bersaing dengan produk impor ilegal.

Selain itu, edukasi konsumen juga penting. Konsumen perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya mendukung produk lokal dan menghindari pembelian produk impor ilegal. 

Kampanye yang mengedukasi masyarakat tentang dampak negatif dari impor ilegal dapat membantu mengubah perilaku konsumen.

Pengembangan inovasi dalam desain dan produksi produk TPT lokal juga dapat membantu industri ini bersaing. 

Kolaborasi antara desainer lokal, produsen, dan pemerintah dapat menciptakan produk yang unik dan menarik bagi konsumen.

Selain itu, industri TPT perlu memanfaatkan potensi ekspor. Dengan meningkatkan kualitas produk dan mengikuti tren global, produk TPT Indonesia dapat menjadi daya tarik di pasar internasional. 

Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam hal ini, seperti fasilitas ekspor dan promosi produk Indonesia di pasar internasional.

Kesimpulan

Penutupan TikTok Shop dan lesunya industri TPT di Indonesia adalah tantangan serius yang dihadapi oleh sektor fashion dan tekstil. 

Namun, dengan langkah-langkah yang tepat dari pemerintah, dukungan dari masyarakat, dan inovasi dalam industri ini, ada harapan bahwa industri TPT dalam negeri dapat pulih dan berkembang kembali.

Pentingnya menciptakan kondisi perdagangan yang adil dan mendukung UMKM adalah salah satu prioritas pemerintah dalam menjaga keberlanjutan industri TPT. 

Penutupan TikTok Shop adalah langkah yang diambil untuk mengatasi masalah "predatory pricing" dan mendukung pelaku usaha konvensional.

Selain itu, pengawasan yang lebih ketat terhadap impor tekstil ilegal dan revisi aturan tentang Kawasan Berikat adalah langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengendalikan masalah impor ilegal yang meresahkan.

Dalam situasi yang penuh tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangat diperlukan. 

Hanya dengan upaya bersama, industri TPT dalam negeri dapat pulih dan berkembang, memberikan kontribusi positif pada ekonomi nasional dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak. 

Semua pihak harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan memastikan masa depan yang lebih cerah bagi industri tekstil dan produk tekstil Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun