Manusia secara alami merasa tidak nyaman ketika terlihat tidak berbuat apa-apa atau pasif dalam situasi yang menuntut tindakan.Â
Tindakan dianggap sebagai ekspresi dari partisipasi dan keterlibatan, sementara ketidakberdayaan dianggap sebagai tanda kelemahan atau kegagalan.
Dalam dunia lapangan sepak bola, seorang penjaga gawang mungkin merasa bahwa hanya berdiri diam di tengah gawang terlihat tidak berdaya dan kurang "hebat."Â
Meskipun peluang statistik menunjukkan bahwa tetap diam di tengah memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk menyelamatkan tendangan, tindakan melompat memberikan kepuasan psikologis bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang spektakuler
Bias Aksi dalam Aspek Lain: Bisnis dan Politik
Namun, bias aksi tidak hanya berlaku di dunia sepak bola. Ini juga memiliki dampak signifikan dalam dunia bisnis dan politik.Â
Bisnis sering kali menghadapi tekanan untuk terlihat aktif dan inovatif, bahkan ketika tindakan tersebut mungkin tidak selalu memberikan manfaat yang signifikan.Â
Para pemimpin bisnis mungkin merasa perlu untuk terus mengambil langkah-langkah baru untuk "bergerak maju," bahkan jika itu mengarah pada risiko yang tidak perlu.
Dalam politik, bias aksi terungkap dalam tindakan-tindakan yang diambil oleh para politisi untuk menciptakan citra positif di mata publik.Â
Mereka mungkin cenderung membuat pernyataan kontroversial atau berjanji melakukan tindakan drastis, hanya untuk memberikan kesan bahwa mereka "berjuang" dan "melakukan sesuatu" untuk rakyat.Â
Sayangnya, tindakan-tindakan semacam ini sering kali hanya menciptakan kebingungan atau tidak memberikan dampak nyata.
Mengatasi Bias Aksi: Langkah-Langkah Praktis
Mengatasi bias aksi adalah tantangan, tetapi langkah-langkah berikut dapat membantu kita mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan efektif: