"Dia yang tidak mau berhemat harus menderita." - Konfusius
Aku bukan tidak memiliki teman, tetapi teman seumuranku tidak banyak yang mempunyai tabungan untuk membeli rumah atau sekedar berlibur bersama ke Bali. Bahkan mereka sering berhutang padaku, tapi tak pernah di bayar.
Sebenarnya, mereka lebih suka menghabiskan uang mereka dengan nongkrong di coffee shop setiap akhir pekan atau membeli pakaian modis yang baru.Â
Hal ini, bagiku, dianggap kurang berguna. Orang tuaku mendidikku untuk hidup cermat dalam menggunakan uang, menghargai, dan memaknai setiap barang bukan dari harganya, namun dari fungsinya.Â
Kami tidak membeli barang untuk membuat orang lain terkesan, kami tahu apa yang kami inginkan, dan merasa cukup dengan yang ada.Â
Gaya hidup ini pada masa sekarang seringkali disebut sebagai "frugal living".
Makna Frugal Living
Frugal living sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat terhadap segala bentuk pengeluaran agar dapat menabung demi keamanan dan kebebasan finansial jangka panjang.Â
Seringkali, penganut frugal dianggap sebagai pelit. Namun, sesungguhnya mereka hanya penuh perhitungan matang terhadap setiap pengeluaran yang akan dilakukan.Â
Mereka telah merencanakan alokasi dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh dan berbagai pertimbangan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan keuangan yang telah mereka tetapkan.Â
Mereka akan menekan pengeluaran semaksimal mungkin dan tahu trik untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan dengan harga terbaik.Â