Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Passion dan Karir: Mengapa Tidak Semudah yang Dibayangkan

12 Juli 2023   12:00 Diperbarui: 12 Juli 2023   19:22 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan bekerja sesuai passion Weedezign via parapuan.co

Passion tidak selalu berarti kita mahir dalam hal tersebut. Sebagai contoh, seseorang mungkin memiliki passion dalam bermain gitar, tetapi itu tidak berarti dia jago bermain gitar. 

Dalam konteks karir, bisa saja kita memilih sesuatu yang sesuai dengan passion kita, tetapi jika kita tidak memiliki keterampilan yang cukup, hal itu bisa membuat kita malas atau bahkan depresi.

Ketiga, ketika kita mengikuti passion kita, kita dapat membatasi diri kita sendiri. 

Kita mungkin berpikir bahwa passion kita hanya ada di satu bidang dan menolak mencoba peluang lain. 

Hal ini bisa membuat kita terjebak dengan mindset yang kaku dan melewatkan peluang karir yang mungkin lebih cocok atau membuat kita lebih bersemangat. 

Dalam beberapa kasus, seseorang bisa terjebak pada passion mereka dan menjadi medioker karena tidak mau mencoba hal-hal baru

Namun, itu bukan berarti mengejar passion selalu buruk. Ada beberapa argumen yang mendukung pentingnya mengejar passion. 

Pertama, apakah Anda ingin terjebak dalam sesuatu yang tidak Anda sukai selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup?

Kebanyakan orang pasti tidak ingin mengalami hal itu. 

Kedua, melakukan sesuatu yang Anda sukai bisa membuat Anda bahagia dan memberikan arti dalam hidup.

Penelitian juga menunjukkan bahwa mengejar passion dapat mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan.

Namun, penting untuk menjaga keseimbangan antara idealisme dan realitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun