, dan naiknya harga pakan sebesar 30% dalam kurun waktu dua tahun tentu berpengaruh signifikan pada biaya produksi peternak ayam.
Pakan yang baik merupakan faktor kunci dalam pertumbuhan ayam, namun dengan kenaikan harga pakan tersebut, peternak harus membayar lebih mahal untuk menjaga kualitas dan kesehatan ayam.Â
Sebagai contoh, harga pakan yang sebelumnya sekitar 7.600 hingga 7.000 rupiah per kilogram, kini naik menjadi hampir 9.000 rupiah per kilogram.
Dampak pada Peternak dan Masyarakat
Kenaikan harga pakan ini tentunya berdampak pada peternak, terutama peternak ayam broiler.Â
Peternak yang sebelumnya memperoleh bibit ayam dengan harga 8.000 hingga 9.000 rupiah per ekor, sekarang harus membayar bibit ayam dengan harga hampir 10.000 rupiah per ekor.Â
Hal ini menyebabkan modal produksi peternak menjadi lebih tinggi, sehingga keuntungan yang diperoleh pun menurun.
Tentu saja, ketika peternak menghadapi kesulitan dalam mendapatkan keuntungan yang cukup, dapat mengakibatkan beberapa peternak mengurangi jumlah ayam yang dipelihara atau bahkan berhenti berproduksi.Â
Hal ini berpotensi mengurangi pasokan ayam di pasar, yang pada gilirannya dapat berdampak pada ketersediaan dan stabilitas harga di pasaran.
Peran Mekanisme Pasar
Dalam konteks ini, penting untuk menyadari bahwa harga jual ayam ditentukan oleh mekanisme pasar.Â
Peternak dapat menghitung biaya produksi mereka, tetapi mereka tidak memiliki kontrol penuh terhadap harga jual.Â
Oleh karena itu, fluktuasi harga di pasaran akan sangat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh peternak.