Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Lebih Empati: Cara Meningkatkan Motivasi dan Kunci Menuju Hubungan yang Bermakna

15 Juni 2023   18:00 Diperbarui: 16 Juni 2023   21:10 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda sering merasa seperti ini, di mana Anda terus-menerus mengatakan kepada orang lain bahwa Anda cuek, namun di dalam hati Anda merasa bingung mengapa Anda cuek dan apa yang sebenarnya bisa Anda lakukan? Percayalah, Anda bukanlah orang yang cuek sebenarnya.

Sebagian dari kita mungkin berpikir bahwa cuek berarti tidak peduli dengan orang lain atau bahkan dengan diri sendiri. Namun, sebenarnya hal itu tidak benar. 

Kehidupan yang bahagia dan menyenangkan sangat bergantung pada adanya hubungan yang bermakna dengan orang lain. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa hubungan yang dekat dengan orang lain adalah apa yang membuat hidup kita menjadi berwarna dan bahagia.

Jadi, ketika sikap atau tindakan kita membuat kita sulit untuk menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain di sekitar kita, sebenarnya kita tanpa sadar menghancurkan kemungkinan untuk hidup bahagia. Inilah saat konsep cuek yang sebenarnya tidak cuek masuk ke dalam pikiran kita.

Ada dua alasan umum mengapa seseorang menjadi cuek. Pertama, mereka mungkin tidak pernah belajar bagaimana menjadi perhatian terhadap orang lain. 

Ingatlah bahwa semua orang lahir dengan sifat cuek. Tidak ada bayi atau anak berusia 1-2 tahun yang secara alami peduli dengan orang lain. Kemampuan untuk menjadi perhatian terhadap orang lain dipelajari seiring dengan waktu.

Namun, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk belajar hal ini sepanjang hidup mereka. Misalnya, seseorang yang terlalu dimanja sejak kecil mungkin tidak pernah mengalami konsekuensi dari menjadi perhatian atau cuek. 

Mereka mungkin tidak pernah diajarkan bahwa menjadi perhatian terhadap orang lain itu penting. Jadi, langkah pertama adalah menyadari bahwa ketidakpedulian kita bisa menjadi masalah untuk diri kita sendiri.

Kedua, seseorang mungkin pernah menjadi perhatian dalam hidupnya, tetapi pengalaman tersebut menghasilkan kekecewaan yang membuatnya trauma. Mereka mungkin pernah dikhianati, dibohongi, atau dikecewakan oleh orang lain. 

Akibatnya, mereka memilih untuk melindungi diri mereka sendiri dengan menutup diri dari orang lain. Namun, ketahuilah bahwa Anda tidak benar-benar sendirian dalam hal ini.

Ada banyak orang di luar sana yang mengalami masalah yang sama. Jadi, pertama-tama, Anda harus menerima bahwa sikap cuek Anda mungkin menjadi hambatan bagi kebahagiaan Anda. Kemudian, Anda dapat mulai belajar bagaimana menjadi perhatian terhadap orang lain.

Mulailah dengan hal-hal kecil, seperti membangun pertemanan dengan orang lain. Ajaklah teman-teman yang sudah ada untuk berinteraksi lebih dalam. Jangan hanya membicarakan hal-hal dangkal, tetapi cobalah untuk memperhatikan apa yang terjadi dalam hidup mereka.

Selanjutnya, Anda dapat berlatih menjadi lebih empati. Cobalah untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain. 

Saat berinteraksi dengan seseorang, dengarkan dengan seksama apa yang mereka katakan dan cobalah untuk mengerti bagaimana mereka merasa. Ini akan membantu Anda merasa lebih terhubung dengan orang lain dan memperdalam hubungan Anda.

Selain itu, berusaha untuk meningkatkan keterampilan komunikasi Anda. Komunikasi yang efektif adalah kunci untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain. 

Jika Anda cenderung cuek, mungkin Anda perlu berlatih dalam mengungkapkan perasaan dan pikiran Anda dengan jelas. Bicaralah dengan sopan dan jujur, dan juga berikan perhatian pada apa yang dikatakan oleh orang lain. Hindari mengabaikan atau meremehkan pendapat mereka.

Selain itu, introspeksi diri juga penting. Coba refleksikan mengapa Anda cenderung cuek. Adakah kekhawatiran, ketakutan, atau masalah pribadi yang memengaruhi sikap Anda terhadap orang lain? Menyadari dan memahami akar masalah dapat membantu Anda mengatasi sikap cuek tersebut.

Jangan takut untuk mencari bantuan jika diperlukan. Terkadang, mengubah sikap dan perilaku tidak mudah dilakukan sendirian. 

Jika Anda merasa kesulitan atau tertahan dalam proses ini, meminta bantuan dari teman, keluarga, atau bahkan seorang profesional seperti psikolog atau terapis dapat memberikan panduan dan dukungan yang dibutuhkan.

Terakhir, bersabarlah dengan diri sendiri. Perubahan tidak terjadi dalam semalam. Dalam perjalanan mengatasi sikap cuek, mungkin Anda akan mengalami kemunduran atau kesalahan. 

Namun, yang penting adalah tetap berkomitmen untuk menjadi lebih perhatian dan terus berusaha untuk membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain.

Ingatlah, menjadi perhatian terhadap orang lain bukanlah tanda kelemahan, tetapi justru menunjukkan kedewasaan dan kepekaan sosial. 

Dengan mengatasi sifat cuek yang menghambat hubungan dengan orang lain, Anda dapat memperkaya hidup Anda dengan koneksi yang lebih dalam, kebahagiaan, dan dukungan sosial.

Semoga tips-tips di atas dapat membantu Anda dalam mengatasi sikap cuek dan membangun hubungan yang lebih positif dengan orang lain. 

Tetaplah terbuka untuk belajar dan tumbuh sebagai individu yang lebih perhatian dan terhubung dengan dunia di sekitar Anda.

#Motivasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun