Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jeritan Terpendam di Rak-rak Sunyi

31 Mei 2023   13:38 Diperbarui: 2 Juni 2023   07:36 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi puisi sumber : diolah sendiri di canva.com

Di dalam toko buku yang terkunci rapat, 

Jeritan buku-buku bergema tanpa henti. 

Halaman-halaman mereka menangis, terluka, 

Kehilangan pelukan pembaca yang tercinta.

Mereka merindukan tangan yang membalik halaman, 

Mengarungi lautan kata-kata yang tak terbatas. 

Namun, tak ada yang datang, tak ada yang melirik, 

Keheningan menyelimuti setiap kehampaan ini.

Buku-buku yang teronggok, tanpa kehidupan, 

Dendam-dendam cerita yang tak pernah terdengar. 

Mereka berteriak dalam kebisuan, hancur dan remuk, 

Seolah-olah terjebak dalam mimpi buruk.

Buku-buku bersimpuh, merayu dan berharap, 

Kisah-kisahnya dibuka kembali, tukang cerita pun kembali. 

Tapi pintu toko tetap terkunci, tak ada harapan, 

Jeritan buku-buku terperangkap, tak tahu kemana.

Hanya debu yang menari dalam cahaya senja, 

Merayakan kesunyian dan menutup kesedihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun