Keanekaragaman budaya di Indonesia kaya akan tradisi dan upacara adat yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Salah satu tradisi yang menonjol di Kota Surabaya adalah ruwatan, sebuah ritual yang telah menjadi warisan budaya yang berharga.Â
Ruwatan merupakan tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk peninggalan nenek moyang yang dilakukan untuk membersihkan diri secara spiritual dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari.Â
Makna Ruwatan
Ruwatan memiliki makna yang dalam dalam konteks kebudayaan Jawa. Secara harfiah, ruwatan berasal dari kata "ruwat" yang berarti membersihkan atau menghilangkan sesuatu yang tidak diinginkan.Â
Dalam tradisi ruwatan, masyarakat meyakini bahwa seseorang bisa mengalami gangguan atau kesialan akibat perilaku buruk atau dosa yang dilakukan. Oleh karena itu, ruwatan dianggap sebagai upaya untuk memperbaiki dan membersihkan diri dari energi negatif serta mengembalikan keselarasan dengan alam dan sesama manusia.
Prosesi Ruwatan
Tradisi dimulai dengan prosesi kirab sesaji yang mengelilingi Jalan Tugu Pahlawan hingga mencapai lokasi acara. Kemudian, berlanjut dengan ujub sesaji dan puja mantra ruwat yang dilakukan oleh sejumlah pegiat budaya.Â
Kemeriahan acara semakin terasa ketika saatnya tiba untuk membagikan tumpeng nasi dan tumpeng buah kepada para hadirin. Suasana yang sebelumnya sunyi seketika berubah menjadi momen di mana masyarakat berebut buah dan hidangan utama yang diyakini akan membawa berkah.
Nilai-nilai Budaya dalam Ruwatan
Tradisi ruwatan di Kota Surabaya mencerminkan nilai-nilai budaya yang kuat. Salah satu nilai yang terkandung di dalamnya adalah gotong royong. Dalam persiapan dan pelaksanaan ruwatan, masyarakat bekerja sama untuk memastikan kelancaran acara tersebut. Gotong royong ini menunjukkan rasa kebersamaan dan solidaritas dalam menjaga keharmonisan keluarga dan masyarakat.
Selain itu, ruwatan juga mengandung nilai-nilai religiusitas yang tinggi. Ritual ini dilakukan dengan keyakinan kuat akan adanya kekuatan gaib atau spiritual yang mempengaruhi kehidupan manusia.Â
Melalui ruwatan, masyarakat menunjukkan kepatuhan dan pengabdian kepada Tuhan serta upaya untuk hidup sesuai dengan ajaran agama.
Ruwatan juga merupakan sarana untuk melestarikan dan menghargai warisan budaya leluhur. Meskipun terdapat perkembangan dan modernisasi di era ini, masyarakat Surabaya masih menjunjung tinggi tradisi ruwatan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan identitas budaya mereka. Hal ini memperkuat ikatan sosial dan menguatkan rasa kebanggaan terhadap kebudayaan lokal.
Ruwatan merupakan warisan budaya yang berharga di Kota Surabaya. Tradisi ini mencerminkan makna yang dalam, prosesi yang khas, dan nilai-nilai budaya yang kuat. Melalui ruwatan, masyarakat Surabaya menjaga keselarasan spiritual dan menjalin hubungan yang harmonis dengan alam dan sesama manusia.Â
Dengan mempertahankan dan menghargai tradisi ini, kita dapat melestarikan kekayaan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Ruwatan adalah sebuah tanda penghormatan kepada nenek moyang, sebuah jalinan yang kuat antara masa lalu dan masa depan yang terus berlanjut dalam kehidupan masyarakat Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H