Mohon tunggu...
Misbah Fahrudin
Misbah Fahrudin Mohon Tunggu... Administrasi - Misbah

Perikanan dan Kelautan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pertanyaan

23 April 2019   10:28 Diperbarui: 23 April 2019   10:31 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jangan ragu, saudaraku." Jawabku sambil merasa heran.

"Ada 3 hal yang ingin sekali aku tanyakan padamu. Tentunya yang sangat sekali ingin aku tanyakan setelah satu tahun mendampingimu."

"Kubuatkan kopi dulu ya." Selaku.

"Tidak perlu! Kau sebenarnya sudah tahu siapa kami. Tentu kau juga tahu kami tidak meminum apa yang kamu minum." Jawabnya agak membentak. Aku kembali merapihkan dudukku.

"Pertama. Mengapa kamu menganggap kami saudaramu?"

"Kalau kamu benar2 ingin aku menjawab pertanyaanmu, maku kamu harus berjanji terlebih dahulu. Bisakah?" Tanya atau mungkin jawabku dengan serius.

"Baiklah."

"Kamu harus berjanji bahwa yang aku sampaikan hanya bahan2 saja, hanya benih2 saja yang harus kamu tanam dengan caramu sendiri!" Ia mengangguk.

"Kita dihembuskan oleh dzat yang sama. Kita juga terlahir dalam ruang yang sama, yang sebenarnya tidak bisa aku sempitkan katanya menjadi ruang. Lalu dalam hirarkinya, sebenarnya aku adalah jenis yang jauh dilahirkan setelah kalian. Bahkan Ia pun adalah adik kalian 'sambil menunjuk si pengantar'. Maka apa alasanku untuk tidak menganggap kalian saudaraku?"

"Baiklah. Kedua. Mengapa kamu tidak membenciku?"

"Kita saudara bukan? Tak percayakah?" Jawabku sambil tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun