Istri menggugat cerai
Istri menggugat suami cerai, ini lagi jadi perbincangan ramai di Kota Bogor di awal tahun 2020, bagai mana tidak karena data dari Pengadilan Agama Kota Bogor, selama tahun 2019 terdapat 1.746 kasus pengajuan gugatan cerai dengan rincian 1.354 istri menggugat cerai suami, sedangkan suami yang menggugat cerai istri hanya 392.
Tahapan-tahapan perceraian tentuanya sudah dilakukan oleh Pengadilan Agama, seperti dilakukannya mediasi, kalau sudah tidak bisa lagi untuk di persatukan dilanjutkan dengan sidang gugatan cerai.
Tahun 2019 menurut Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Kota Bogor bapak Agus Yuspiain, 60 % perceraian di kota Bogor disebabkan oleh faktor ekonomi, kekerasan dalam dalam rumah tangga (KDRT). Dan dari sekian kasus, di tahun 2019 ini ada yang tidak lumrah yaitu terdapat 10 kasus  karena faktor Lesbian, Guy, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dan yang lebih banyak adalah perempuan dengan perempuan.
1.330 guy berkeliaran di Bogor
Angka 1.330 ini di dapat dari berbagai sumber yang ada di kota Bogor, dan di perkirakan angka akhir tahun 2019 terdapat lebih tinggi lagi, di Bogor sendiri menurut Pengelola Program HIV Dinas Kesehatan Kota Bogor, Ibu Nia Yuniawati ketika melakukan pemeriksaan di Taman Sempur Bogor terdapat 31 tempat perkumpulan Guy di Kota Bogor dan 8 tempat berkumpulnya Waria, jadi totalnya ada 39 tempat, dan yang sekarang ini lagi hits mereka berkumpul di Taman Sempur.
Kalu kita mencoba menyusuri Taman Sempur di malam hari, makan kita dengan mudah mendapati kelompok kecil-kelompok kecil mereka, dari remaja sampai dewasa, dan kita dengan mudah dapat mengenali ciri-ciri mereka.
Tempat kedua teramai dan menjadi tempat hits nya kaum guy di Bogor adalah Terminal Laladon, disini lebih bervariasi lagi dan hampir merata, karena ada anak-anak, ada supir, remaja, pekerja, tukang ojek, dan sesama mereka sudah saling mengenal dan mengetahui satu sama lain, walau mungkin mereka tidak tahu namanya tapi wajahnya mereka saling mengerti.
Tetapi kalua mereka sudah keluar dari tempat ngumpulnya kita akan susah mengenalinya, berbeda dengan waria kita dengan mudah mengetahuinya, ini baik dari ciri khasnya maupun aktivitas yang mereka lakukan di pinggir-pinggir jalan seperti mengamen dan lain-lain, beda dengan guy komonitas ini kalau sudah bertemu mereka akan mencari tempat tersendiri, kadang mereka langsung mencari rumah makan, bioskop, foodcort, caf dan tempat tempat yang agak ramai, sehingga keberadaan mereka tidak mudah terlihat.
Kelainan Seksual
Entah dari mana awalnya, kebanyakan para guy bagi yang sudah berkeluarga, awalnya normal dan baik-baik saja, bahkan dari mereka ada yang sudah memiliki anak, saya kebetulan memiliki seorang teman, kaget sekali begitu mengetahui dia masuk dalam komunitas itu, dia memiliki pekerjaan mapan, dia memiliki istri yang cantic, dia memeiliki anak-anak yang sudah besar-besar.
Kalau boleh saya menyimpulkan ini semacam sebuah fantasi seksual, yang mulanya berawal dari menonton film porno, kemudian menonton lagi film yang sesama jenis, karena sering melihat sehingga berfantasi dan ingin mencoba, dan setelah mencoba seperti biasa menjadi sebuah kebutuhan, kalau sudah seperti ini tentunya perlu upaya dan kerja keras untuk mengakhirinya.
Peran Agama
Peran Agama ini sangat penting sekali, disini orang tua harus mendidik anak-anaknya dengan pelajaran agama yang baik, begitu juga dengan orang tua, bahwa apa bila penyimpangan seksual itu dilakukan itu adalah dosa besar, yang nantinya akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah.
Mari kita jaga keluarga kita dengan baik, Agama kita utamakan, mengikuti kajian-kajian, kalau sudah terlanjur berada di komunitas ini, segera akhiri, segera hijrah, caranya banyak, seperti mengikuti pengajian- pengajian dan jangan bertemu atau berhubungan lagi dengan sesama komunitas. Segara menyadari kekeliruan dan penyimpangan ini, agar hidup lebih baik.
Bogor, 13022020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H