Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serupa dan Sama tapi Isi Berbeda

20 November 2019   07:35 Diperbarui: 20 November 2019   07:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak tas yang sama harap klaim tas anda sendiri, ini slogan yang akan kita lihat di jalur bagasi pesawat, pengalaman ini terjadi pada saya saat berangkat pada tanggal 15 Nopember 2019 tujuan Banjarmasin, sudah ratusan kali, bahkan mungkin mendekati angka ribuan bepergian, hal ini tidak pernah terjadi, bermula saat kedatangan di bandar udara Syamsudin Noor, penumpang memang sangat padat saat itu, kami berangkat berempat dan masing-masing menitipkan koper dibagasi.

Saat bagasi mulai berdatangan, sampai lima belas menit berlalu, belum terlihat bagasi kami berempat, tidak lama ada koper sebanyak empat buah beriringan, dua koper anak, satu koper istri dan satu koper saya sendiri, setelah di ambil oleh anak masing-masing koper, dan diletakan di dua buah troli, karena kami masih memegang masing-masing tas kecil yang kami masukan di cabin, kemudian kami melalui chek bagasi, petugas melihat ke empatnya, setelah diperiksa kami dipersilahkan jalan.

Tidak ada yang janggal, sampai di penginapan masih pagi hari, karena kami menggunakan penerbangan pertama, sekitar jam 10.00 kami sudah sampai di penginapan, karena hari jum'at kami santai saja dulu di penginapan, karena letak masjid tidak begitu jauh dengan penginapan, penginapan ini kami booking semua kamar yang ada disini, karena mulai hari ini jum`at sampai dengan senin keluarga besar saya dan istri akan menginap disini, menghadiri nikah dan resepsi anak pertama kami.

Silih berganti sanak keluarga berdatangan dari penjuru tanah air, dan langsung memasuki kamar yang sudah kami beri nama untuk masing-masing keluarga yang hadir.

Setelah sore hari dan ingin mandi serta melaksanakan sholat magrib, saya ingin mengeluarkan peralatan mandi dan pakaian ganti, saat mengambil koper dan membuka, koper tidak bisa terbuka, karena terkunci, nomor seri yang biasa gunakan standar 000, namun berkali-kali saya coba tetap tidak mau, tetap terkunci.

Sementara azan magrib sudah berkumandang, saya melaksanakan sholat magrib dahulu, anak yang wanita mencoba melihat di you tube cara membuka koper yang terkuci, hampir tiga puluh menit lamanya, tidak dapat juga membuka koper tersebut.

Saya mencoba memfoto dan mengupload di whatapps keluarga, dengan tulisan "Siapa yang bisa membuka koper yang terkunci ini", ramai jawaban, ada yang menyarakankan mencoba dari 000 trus naik satu satu, katanya paling lama 17 menit, ada yang bilang di kasih kertas keras di samping nomornya, dan ada yang ekstrim, rusakin atau buka paksa.

Terdapat jawaban,"Bawa ke kamar saya om," ternyata ponakan yang sudah datang duluan di penginapan, sudah biasa membuka yang seperti ini, namun di coba juga beberapa kali, hasilnya tetap tidak bisa, saya putuskan untuk di lakukan pembongkaran, dia mengambil konci ban mobil, karena mereka pakai dua buah mobil dari Samarinda dan dari Balikpapan kesini, mobil yang lain masih di perjalanan dan yang tua-tua naik pesawat esok hari.

Untungnya saat dia akan membongkar dia coba memukul dengan sentakan menggunakan konci roda tombol hitam tempat membuka koper, dan koperpun terbuka, tapi betapa terkejutnya saya saat koper terbuka, isinya bukan saya punya, setelah melihat isi yang berbeda saya membaca lebel yang ada, yah ....benar, namanya bukan nama saya.

Saya mencoba menghubungi calon besan, untuk mengantar ke bandara sekaligus, membuat alternatif kalau koper tidak ditemukan, karena isinya pakaian seragam untuk akad nikah dan resepsi pernikahan.

Sampai di bandara melapor ke bagian komplaint bagasi, setelah diarahkan dan bertemu petugas," Selamat malam mbak, bapak, maaf sepertinya ini bukan koper saya, apa ada yang komplent bagasi hari ini, saya ikut penerbagan yang pertama tadi pagi."

"Maaf pak, tidak ada yang komplaint bagasi hari ini." Jawabnya

"Tapi ini bukan koper saya, memang merk serta warna sama persis dengan koper saya."

Terlihat petugas melihat ke buku manifest, dan mencari data nama penumpang yang ada di koper itu, ...ditemukan nama pemilik tas tersebut, namun tidak ada nomor telepon atau hp yang bisa di hubungi, akhirnya petugas menelepon ke Jakarta, untuk mencari data penumpang tersebut, alhamdulillah di temukan, dan petugas langsung menghubungi melalui hp.

"Selamat malam, dengan bapak Dedi.?"

"Selamat malam, benar."

"Mohon maaf pak mengganggu, apa bapak benar berangkat mengunakan pesawat citylink tadi pagi.?"

"Benar."

"Maaf koper bapak tertukar."

"Tidak, koper saya benar, tapi sebentar saya lihat, karena belum saya buka isinya."

"Bener pak, yang punya bapak ada disini, ini bapak yang punya koper itu sekarang ada disini."

"Oh. Iya benar ini bukan koper saya."

"Ini, bapak bisa bicara langsung dengan bapaknya." Bersamaan dengan itu petugas menyerahkan hp nya ke saya.

"Selamat malam bapak, aduh saya mohon maaf, saya baru buka kopernya setelah tadi di hubungi petugas itu, mohon maaf bapak."

"Saya yang mohon maaf bapak, tidak mengecek lagi, hanya melihat kopernya saja."

"Nanti koper bapak saya antar ke bandara."

"Bapak sekarang posisi dimana.?"

"Saya di Hotel Aston Banjarmasin."

"Baik, kalau begitu saya saja kesana pak, bapak tunggu di hotel saja."

Alhamdulillah, saya tidak pusing lagi memikirkan pakaian seragam dengan seluruh keluarga calon besan baik untuk acara akad nikah maupun resepsi, saya memiliki kenalan baru dengan tertukarnya koper.

Saran saya banyak koper yang sama, teliti sebelum mengambil klaim koper, semoga kejadian ini hanya saya yang mengalami.

Bogor, 19112019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun