Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Ada Orang Miskin karena Sedekah

10 November 2019   09:13 Diperbarui: 10 November 2019   09:12 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pagi ini, sehabis sholat subuh yang dilanjutkan dengan kajian, akan dilanjutkan sarapan pagi bersama, dengan santri yang ada di pondok ini, rupanya sarapan belum siap, karena sesuatu hal, diperkirakan sarapan untuk makan bersama selesai satu jam lagi, ini hanya kesalahan tekhnis saja, karena minggu-minggu sebelumnya dan tahun-tahun sebelumnya kejadian ini jarang terjadi.

Seraya menunggu waktu luang, seperti biasa aku yang selalu mengambil peran, agar suasana tidak kosong, pagi ini aku tidak mengisi materi seperti biasa, aku hanya ingin bermain, untuk para santri wan dan wati yang ada di pondok ini.

Aku beri uang ke salah satu santri untuk dibelikan permen dua bungkus, di toko tidak jauh dari pasantren yang buka dua puluh empat jam.

Kepada santri yang lain aku suruh untuk mengambil 10 buah mangkuk kecil di dapur, tidak lama kemudian sepuluh mangkuk dan dua bungkus permen yang berisi 30 permen satu bungkusnya telah datang, kepada santri yang lain aku suruh untuk duduk setengah lingkaran di halaman bermain, kemudian salah satu santri aku minta untuk membuka bungkus permen dan meletakan sebanyak 6 buah permen ke masing-masing mangkuk.

Setelah semua selesai aku minta santri wan/wati untuk duduk semua.

"Adik-adik sambil menunggu sarapan kita pagi ini, saya minta sukarena sepuluh orang untuk berdiri maju kedepan bersama saya,"

Dalam hitungan detik ke sepuluh santri sudah berdiri, ada 4 orang akhwat dan 6 orang ikhwan.

"Baik terima kasih untuk yang sudah berpartisifasi, selanjutnya dengarkan arahannya, silahkan masing-masing untuk memegang mangkuknya."

"Sudah, semua."

"Sudah." Secara kompak mereka menjawab

"Silahkan di hitung masing-masing orang, jumlah permen yang ada di mangkuk masing-masing 6 buah."

"Sudah."

"Sudah."Kembali koor mereka

"Baik permainanya, masing-masing orang memberikan satu permen ke orang lain, dengan catatan baru boleh memberikan kepada orang yang sama setelah memberikan ke 3 orang lain sebelumnya."

"Jelas...."

"Jelas.....Belummmmm." koor mereka

"Baik saya ulang, begini saya memberikan permen ke Aldy, kemudian saya ke Arfan, kemudian saya memberikan ke Mulia, setelah Mulia saya baru boleh memberikan lagi ke Aldy atau orang lain, jadi minimal saya memberikan ke orang yang sama setelah memberikan ke tiga orang yang lain."

"Jelas..."

"Jelas......."koor mereka

"Baik yang diperhatikan berikutnya, hitung dalam hati setiap memberikan permen, permen yang diberikan satu-satu tidak boleh langsung sekali dua atau lebih, hanya satu-satu."

"Jelas....."

"Jelas.......Belum...."Koor mereka

"Baik saya ulang, setiap memberikan permen kepada orang lain hanya satu-satu, kemudian dihitung dalam hati, berapa banyak kita memberikan permen, sementara orang yang memberikan permen ke mangkuk kita tidak usah kita hitung, kita hanya pokus berapa jumlah yang kita beri ke orang."

"Jelas...."

"Jelas...."koor mereka

"Baik kita bermain hanya 1 menit, sebelum dimulai, ada pertanyaan."

"Jelas....."koor mereka

"Baik mari kita baca bismilah bersama, kita mulai dari sekarang."

Riuh rendah mereka asyik bermain, sementara santri yang tidak ikut bermain sibuk memfoto dan berkomentar,"

"Sepuluh.....sembilan.....delapan....tujuh ....enam....lima.....empat....tiga....dua....satu..." cukup-cukup semua aktifitas dihentikan

"Baik, silahkan berdiri semua...saya tanya satu-satu, nanti saya tanya masing-masing orang menyebutkan, sisa permen yang ada di mangkuk berapa dan jumlah memberikan ke orang berapa, dari ujung silahkan menyebutkan."

"Aldy  sisa 6 jumlah memberi 13."

Sari  sisa 0 jumlah memberi 8." Seraya mengangkat dan membalik mangkoknya

Alfan  sisa 5 jumlah memberi 15."

Mulia sisa 9 jumlah memberi 8."

Dhika sisa 3 jumlah memberi 12."

Fathiah sisa 8 jumlah memberi 8."

Mia  sisa 10 jumlah memberi 11."

Irfan  sisa 4 jumlah memberi 14."

Teguh sisa 10 jumlah memberi 10."

Alfian sisa 5 jumlah memberi 12."

"Baik terima kasih untuk yang sudah bermain, silahkan duduk gabung dengan teman-teman yang lain."

"Ada yang tahu, apa makna permainan kita pagi ini.?" Tanyaku

Aldy mengacungkan jari dan menjawab."Menunggu waktu sarapan." Geerrr disambut tawa yang lain

"Tidak salah, ada lagi yang mau berpendapat.?"

"Berbagi permen di pagi hari," kali ini Alfan menjawab

"Baik, adik-adik sekarang saya anekdokkan, satu permen tadi adalah uang sebesar Rp. 100.000,- artinya masing-masing peserta tadi memiliki uang Rp. 600.000,-, coba adik-adik bayangkan, dengan uang Rp. 600.000,- adik adik menyumbangkan uangnya ke panti asuhan, ke anak yatim, ke masjid, atau ke kaum dhuafa, apakah kita miskin dengan memberikan itu, jawabnya "Tidak" bahkan tadi ada yang masih punya uang Rp. 1.000.000,- dan dia bisa memberi Rp. 1.100.000,- atau ada yang uangnya habis samasekali tapi dia menyumbangkan Rp. 800.000,-

"Intinya tidak ada yang miskin karena sedekah, baik adik-adik hari kita belajar bersama, semoga ini bermanfaat, sekarang hayu...kita sarapan bersama, untuk permennya silahkan dibagi."

Bogor, 10112019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun