Kembali ke tanah air
Keputusan sudah diambil, Jarot sudah menceritakan semua kepada adiknya, walau adiknya tidak ada tanggapan sekalipun, sehabis sholat subuh seperti biasa, Jarot selalu menyempatkan untuk mengaji walau satu atau dua lembar, begitu pula dengan Monik, apa bila tidak ada tamu bulanan yang datang, dia selalu menyempatkan itu, itulah satu satu dari sekian banyak petuah bapak dan ibunya yang selalu dia ingat dan dia kerjakan.
Sembari melihat pemandangan Dubai dari lantai delapan kamar mereka menginap, Monik memperhatikan dari sudut kiri dan sudut kanan di atas balkon kamarnya, dia merasakan Jarot kakaknya mendekatinya, Monik tetap cuek dengan menikmati hamparan Dubai dari lantai delapan.
"Menurut Mon bagusnya bagaimana, setelah kak Jarot cerita tadi malam semuanya,"Kata Jarot
Monik diam asyik saja dengan aktivitasnya, seolah-olah dia hanya seorang diri disini, tidak ada seorangpun.
"Mon, bagaimana."
"Hah....baru berapa jam didiamin seperti itu, ngak ngerti bagai mana rasanya empat tahun lebih di cuekin."Kata Monik
Kali ini dia berjalan ingin masuk ke dalam kamar, Jarot menghalingannya, agar Monik tidak bisa masuk, Jarot melihat ada butiran air mata mengalir di pipi adiknya, Jarot memeluk adiknya dan berkata."Kak Jarot minta maaf."
Monik membiarkan Jarot memeluknya, karena dia memang rindu berat dengan kakaknya, lama Jarot memeluk adiknya, diciumnya pipi adiknya, di elusnya kepala adiknya, Monik diam merasakan, setelah itu dia dorong kakaknya ke arah dalam agar dia bisa masuk, sementara Jarot hanya diam, pasrah.
Monik menuju pintu keluar, sepertinya dia ingin ke kamar bapak dan ibunya, Jarot segera berkata."Jangan cerita ke bapak dan ibu dulu,"
Monik cuek, dia keluar kamar dibiarkan pintu kamarnya terbuka dan dia mengetuk pintu kamar diseberang kamarnya, kamar kedua orang tuanya.
Begitu pintu kamar kedua orang tuanya terbuka, Monik masuk dan menutup pintu kamar kedua orang tuanya, Jarot berdiri menuju pintu kamarnya untuk menutupnya.
*****
Berempat mereka sudah rapi, untuk menuju sarapan pagi, masih ada waktu 3 jam sebelum mereka chek out dan menuju bandara, ibu mengandeng tangan bapak, sedang Monik sudah mulai dekat dengan Jarot, dia merangkul tangan kakaknya, mereka beriringan masuk ke dalam lift."Bapak sama ibu nanti sarapanya dirasa semua, disini hotel terkenal dengan makannya yang membangkitkan selera, waktu kita masih ada tiga jam."Kata Jarot
Sesampai di resto, mereka mencari tempat di pojokan membelakangi kolam renang, mereka mengambil menu pembuka buah-buahan potong yang segar, dan minuman juice buah, mereka berada dalam satu meja.
"In Syaa Allah, kontrak Jarot tinggal 2 tahun lagi, Jarot nanti tidak memperpanjang lagi, sepertinya sudah cukup untuk buka usaha sendiri saja di Indonesia, sudah ada beberapa konsep sih, mudahan dari penghasilan selama ini bisa untuk memulai beberapa usaha baru di Indonesia." Jarot memulai pembicaraan
"Jadi kapan rencana ke Indonesia, bertemu dengan sahabat-sahabatmu.?Tanya ibu
"Nanti pada saat mereka kawin, bu biar kasih kejutan."Kata Jarot
"Mereka apa kak Jarot yang terkejut."Kata Monik seraya berdiri mencari sesuatu menu sepertinya. Jarot hanya melirik adiknya, dan hanya melihat pundak adiknya karena keburu berdiri dan berjalan
Kalau dilihat dari sini, sepertinya bapak dan ibunya belum tahu permasalahan yang ada, Jarot sedikit lega.
"Ibu bapak nanti jangan cerita dulu ya, ke Winda dan Arian, biar mereka seperti sekarang ini."Kata Jarot
"Kasian mereka Jarot, mungkin mereka menunda perkawinan menunggu kabar dari kamu."Kata bapak
"Tapi semua terserah kamu lah, semoga semua ini karena tidak ada permasalahan diantara kalian."Lanjut bapak
"Tidak ada, pak." Cepat Jarot menyanggah
Bapak dan ibu berdiri, untuk mencari sarapan yang lain, sementara Monik sudah kembali menuju meja, dia mengambil menu entah apa namanya, Jarot sepertinya juga baru melihatnya
"Belum cerita sama bapak dan ibu.?"Tanya Monik, seraya mulai menyuap makannya."Belum, biar seperti ini aja dulu."Kata Jarot
"Jadi kapan pulang.?"
"Nanti saat mereka menikah tahun depan."
"Kalau mereka tanya-tanya, buat seperti biasa aja dulu ya.?"
"Berbuat dosa kok, nyuruh-nyuruh."
Jarot hanya diam, kehabisan kata-kata dia, kali ini dia berdiri untuk mengambil sarapan, setelah itu berkumpul mereka semua di meja.
"Monik wisudanya kapan.?"Tanya Jarot
"Dua bulan lagi, tanggalnya belum tahu, mungkin sudah ada tanggal, Monik aja yang belum liat."Kata Monik
"Langsung jadi dosen atau cari kerja di lain, atau mau istirahat dulu."
"Langsung jadi dosen di strata satu."
"Kalau dosen kan ngak terlalu sibuk, belajar dan siap mengajar, kalau Monik mau buka usaha sambilan di rumah atau mau buka rumah makan, nanti kak Jarot kasih modal."Kata Jarot
Monik diam tidak mau menjawab, barusan tadi sudah mau cair suasana, Monik mau jawab dan mau bercakap-capak dengan kakaknya, sekarang diam lagi.
Setelah puas, dan dirasa cukup sarapannya, mereka berdiri untuk menuju kamar dan segera chek out untuk segera menuju bandara, untuk kembali ke Indonesia.
Bogor, 10112019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H