Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jadian #13

7 November 2019   10:53 Diperbarui: 7 November 2019   10:51 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadian

Deru motor Arian berhenti di tempat parkir melawai, tidak terlalu banyak yang menikmati keindahan alam disini, disamping sudah mulai larut malam, juga besok merupakan hari kerja bukan hari libur, Winda tercengang dan merinding di dalam hati, disini....beberapa tahun yang lalu dia mengikat janji dengan Jarot, dia masih diam menunggu, jangan-jangan apa yang pernah dia lakukan disini dengan Jarot, kembali dia lakukan, tapi kali ini dengan Arian.

Arian memegang tangan Winda, diajaknya berjalan perlahan menuju pesisir pantai, Arian mengajaknya ke cafeteria yang ada di pojokan, yang  sepertinya sudah mulai siap-siap mau tutup karena tidak ada pengunjung.

"Winda mau makan."

"Masih kenyang, minum juice aja kalau ada."

"Mau juice apa.?"

"Alpukat, boleh."

"Win tunggu disini ya, Arian pesan dulu." Arian meninggalkan Winda di meja yang berada sedikit ke pojok, dia menuju cafeteria untuk pesan, kemudian dia kembali menemui Winda, dia duduk persis di depan Winda

"Win, maaf aku tidak bisa merangkai kata, kau tahu itu, tapi ini aku serius, Jarot sudah tidak ada, kita dulu berjanji diantara kita bertiga tidak ada cinta, kita murni berteman, namun terus terang aku ingin diantara kita tidak hanya teman sejati, tapi aku ingin diantara kita menjadi cinta sejati."

Winda diam, dia tidak berani berkata-kata, kalimat seperti ini pernah disampaikan Jarot, Winda sadar dulu dia dan Jarot menghianati persahabatan itu, tapi kini Jarot sudah tidak ada, tidak tahu rimbanya, Arian mengatakan ini.

Winda kembali terdiam, dia diam bukan karena perkataan Arian, tapi perasaanya dengan Jarot, dulu dia takut kalau Arian mengetahui hubungan nya, kini Jarot tidak ada, dan Arian mengatakan kalimat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun