Aku terpana menatap wajah penuh marah, yang berdiri di tengah jalan.
Dengan ekspresi durjana dan penuh ketidak pastian
Melihat tajam di kiri dan di kanan penuh dengan keganasan
Tak peduli di depannya ada lelah
Tak peduli di kirinya ada sakit
Tak peduli di kanannya ada luka
Tak peduli di belakangnya penuh duka
Ketika kutawarkan sebotol penawar dahaga
Cambukmu melukai tanganku
Botol itu tetap kau ambil
Dan merengkuhnya
Menghabisinya tanpa sedikit tersisa
Bogor, 24102019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H