Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pantai Boom Banyuwangi dan Misteri Menyelimutinya

17 Oktober 2019   07:08 Diperbarui: 17 Oktober 2019   07:47 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga puluh tujuh tahun yang lalu di Pantai ini pernah menelan sekaligus 26 orang atlit Institut Karate Do Indonesia (INKAI) yang sedianya akan mengikuti ujian di Gedung Palang Merah Indonesia Banyuwangi, namun karena tim penguji dari Surabaya belum tiba, pelatih mengajak atlitnya untuk pemanasan di pantai Boom ini.

saat pemanasan berlangsung dapat berita tim penguji sudah tiba dan ujian akan segera dilaksanakan, pelatih saat itu mencoba jalan pintas, menyeberangi anak sungai setinggi lutut, naas saat atlit berada diatas aliran anak sungai itu tiba-tiba datang ombak besar menggulung mereka, ada yang selamat dan mereka saling menolong.

malang 26 orang atlit termasuk sang pelatih ikut meninggal, dan sang pelatih baru di temukan 3 hari setelah kejadian di pantai dekat Bali. Ini kisah menurut guide sekaligus driver yang menemani kami mengelilingi beberapa destinasi wisata yang ada di banyuwangi, kebetulan saat ini kami sedang menikmati keindahan pantai Boom Banyuwangi.

dokpri
dokpri
Cuaca sangat terik, sisa-sisa acara Gandrung Sewu kemarin sore masih ada disisi parkiran, dekat jembatan, kami melihatnya, beberapa kuliner khas Banyuwangi dan makanan-makanan Daerah banyak di jual di tenda-tenda yang disediakan panitia.

Setelah puas melihat-lihat dan berselfie di lokasi ini kami mencoba menikmati wisata bahari pantai Boom.

Untuk menikmati perjalanan tanpa ada orang lain, dengan menggunakan perahu bermesin di pantai ini kami hanya di kenakan biaya Rp.50.000,- untuk yang reguler atau umum, biasanya perahu ini menarik biaya Rp. 10.000,- per orang dan jumlah 10 orang baru mereka berangkat, seperti yang tertulis di pintu masuk sebelum kita menaiki perahu ini.

dokpri
dokpri
Menikmati pemandangan pantai dari laut, ombak yang tenang dan cuaca yang panas, membuat suasana mengelilingi pantai ini serasa nikmat sekali, kami melihat ada beberapa perahu yang disewa untuk memancing, kami juga melihat beberapa pemancing yang berdiri atau berendam di pinggir pantai tanpa menghiraukan teriknya mentari.

Gunung Ijen terlihat sangat Indah dari sini, ada satu gunung lagi yang menjulang yaitu gunung merapi, sangat memikat memang, andai kami masih punya waktu ingin sekali menyewa perahu untuk memancing ikan disini, karena kami melihat perahu yang berlabuh yang disewa oleh pemancing saat kami memutar untuk kembali ke pangkalan.

Puas menikmati pantai, saya melihat ada bangunan tua, sepertinya bangunan jaman Belanda, saya bertanya dengan guide tentang bangunan ini, namun sayang dia juga tidak dapat menjelaskan bagunan apa dan digunakan untuk apa, kami mencoba mendekat dan mengelilingi bangunan ini, pintunya tergembok dengan gembok yang cukup besar.

ada beberapa orang yang sedang berdiri didekat bangunan ini, sayang saat di tanya dia juga tidak tahu ini bangunan bekas apa, yang dia tahu ini adalah bangunan jaman Belanda.

dokpri
dokpri
Pantai Boom ini terletak di Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur. Kalau dengar kata Mandar kita akan ingat salah satu suku pelaut yang ada di Sulawesi Selatan, dulu tempat ini merupakan tempat pelelangan ikan, sekarang di buat seperti ini dan tempat pelelangan ikan berpindah ke sisi yang lain.

Menurut guide kami sering terjadi korban di pantai ini, hampir setiap tahun selalu ada, kadang juga beberapa kali menemukan korban yang terdampar disini.

Masih banyak sebetulnya yang ingin kami lihat disini, sayangnya keberangkatan peswat kami tidak tertalu lama lagi, karena kami harus ke Bandara dan menuju satu tempat lagi untuk makan siang, kuliner khas Banyuwangi, yaitu sego Tempong. Hayooo Jelajah Indonesia.....

Banyuwangi, 13102019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun