Degan Megaphone di tangan, mengarahkan jamaah untuk berjalan kaki menuju tempat pelemparan, semua sudah berkumpul, mengingatkan kembali untuk membawa batu, agar tertib dan rapi serta tidak ada jamaah yang tertinggal, maka komposisi barisan diatur, yang sudah sepuh dan jalannya lambat berada di baris depan, dan yang kuat berada di belakangnya.
Jalan yang tempuh pulang pergi kami termasuk yang paling dekat, karena jarak tenda kami menuju tempat pelemparan sejauh 3,5 km jadi total jalan kami untuk satu kali pelemparan adalah 7 km, sedangkan jamaah yang lain tentu jaraknya lebih jauh dari kami.
Ini bukan Demonstrasi atau saya sedang memimpin demonstrasi, tapi sedang mengarahkan jamaah haji untuk melempar jumroh.
Sepanjang jalan kita terus mengangungkan nama Allah, mengatur agar tidak terpisah, memperlambat jalan kalau ada jamaah yang mulai kelelahan, atau menjaga jamaah kalau bertemu dengan kelompok lain yang ingin mendahului atau akan kami dahului.
Perjalanan menuju tempat pelemparan melalui terowongan, dahulu pernah banyak korban disini, sehingga saat ini penjagaan dan dukungan yang di berikan oleh Kerajaan Arab Saudi sangat bagus, di lorong banyak askar yang menjaga, kadang menyemprotkan air ke wajah-wajah jamaah yang kelelahan, kadang mengarahkan agar kami lebih cepat, karena di depan kosong dan rombongan di bekang mulai maju kedepan.
Haji memang perjalanan Ibadah "Fisik" jadi bagi yang muda-muda tidak usah menunggu tua kalau melaksanakan ibadah haji. Berangkatlah selagi muda.
Yang seru saat pelemparan, waktu hari pertama melempar, banyak yang masih baru pertama kali, nafsu melemparnya sangat tinggi, masih jauh sudah melempar, dan sekuat tenaga meleparnya, untung tidak mengenai rombongan lain yang ada di depan.
Bogor, 05102019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H