Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dieng, Negeri di Atas Awan

30 Juni 2019   17:24 Diperbarui: 30 Juni 2019   17:30 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam Petualang,
Dengan selesainya jalan TOL, untuk kami yang suka berpetualang tentu ini sangat menjanjikan dan sangat mengasyikan, asal ada waktu lowong sedikit, kami sudah berada di Jawa Tengah, ini memang yang agak cepat di tempuh, kalau Jawa Timur, harus minimal 4 hari waktu yang digunakan, sedang Jawa Tengah, waktu tiga hari kita sudah dapat dua atau tiga destinasi wisata.

dokpri
dokpri
Kali ini kami jajal Negeri di atas awan Dieng, pesona Dieng memang menawan, walau beberapa kali sudah menjajal daerah ini, kalau diajak lagi kesini tidak ada kata penolakan, Indah sekali dan sangat komplit, jarak antara tempat wisata satu ke yang lain tidak begitu jauh, Dieng merupakan tempatnya daya tarik pariwisata, dari sekian banyak wisata yang ada di Tanah Air tercinta ini, pesona alam yang sangat menakjubkan.

dokpri
dokpri
Peninggalan-peninggalan sejarah dan kepurbakalaan yang ada sangat mengangumkan. Tidak susah untuk mencari penginapan disini, di samping hotel dan villa yang ada, home stay sangat banyak tersedia, kami menempati home stay dengan biaya lima ratus ribu rupiah satu malamnya, terdiri dari dua kamar tidur, satu kamar mandi, satu dapur dan satu ruang keluarga, dengan fasilitas yang sangat memadai.

dokpri
dokpri
Dari catatan sejarah yang ada, para sejarawan dan arkeolog berpendapat bahwa Dieng telah dijelajahi oleh manusia 2.000 tahun yang lalu bahkan lebih, yang di perkirakan bertepatan dengan migrasi orang-orang India ke tanah Jawa.

Nama Dieng berasal dari dua kata dalam Bahasa Sansekerta, yaitu Ardhi dan Hyang, yang berarti Gunung Dewa, sehingga banyak yang menyebut Dieng adalah Negeri para Dewa.

dokpri
dokpri
Sedangkan komplek Candi yang ada di Dieng di Bangun pada Abad ke 7-8 Masehi, pada masa pemerintahan kalingga, yang di pimpin oleh Ratu Sima.

Kalau saya berada di Dieng ini, paling suka makan Carika dan minum jus carika, di daratan Dieng carika tumbuh subur, ada juga yang menyebutnya pepaya Dieng atau Kates Dieng, sedangkan orang sekitar Dieng meyebutnya gendul, buah carika mempunyai aroma yang sangat khas, daging buahnya sangat kenyal dan hanya bisa dikonsumsi setelah proses pengolahan terlebih dahulu, disini carika mereka buat menjadi, minuman, buah manisan, kripik, jus dan berbagai olahan lain.

dokpri
dokpri
Satu lagi yang menarik disini adalah fenomena rambut gimbal, kami bertemu dengan satu orang anak yang berambut gimbal, namun gimbalnya masih kurang begitu banyak, karena yang gimbalnya banyak saat itu sedang tidak ada di tempat.

Secara ilmiah belum dapat dijelaskan, namun dari orang tua yang anaknya berambut gimbal menjelaskan, mereka akan diberi mimpi, begitu juga kalau akan mencukurnya.

dokpri
dokpri
Masyarakat Dieng menyebut anak-anak berambut gimbal dengan sebutan anak gembel, mungkin karena rambut nya lebih banyak kering, sehingga seperti orang yang jarang mandi.

Masyarakat Dieng tapi lebih percaya bahwa anak-anak berambut gimbal merupakan titipan dari Kyai Kolo Dete, merupakan salah seorang punggawa pada masa Mataram Islam, sekitar abad ke 14.

dokpri
dokpri
Setiba di Dieng kami menikmati, Candi-Candi yang masih tersisa, terlihat di pelihara dengan baik, para pengunjung juga menjaga peninggalan bersejarah ini, kemudian setelah puas kemi ke Kawah Sikidang, merupakan kawah vulkanik di daratan tinggi Dieng, konon kata penduduk sekitar waktu -- waktu tertentu kawah ini akan berpindah-pindah seperti kijang melompat, dalam bahasa jawa kuno Kidang artinya Kijang, mungkin ini jadi namanya kawah sikidang, karena kawahnya sering berpindah, atau loncat seperti seekor kijang.

dokpri
dokpri
Puas menikmati letupan-letupan lumpur panas, kami ke penginapan, untuk beristirahat, malamnya keluar sebentar untuk cari makan, istirahat lagi, karena besok pagi jam 4 kami harus mendaki untuk melihat negeri di atas awan, melihat pesona matahari pagi yang muncul dari bumi, sangat indah dan menakjubkan.

dokpri
dokpri
Dan Hamparan bunga edelwes, yang kami lihat di pagi buta, sayang banyak pengunjung yang malah memetiknya, kami tidak bisa melarang, karena kami sama sama sebagai pengunjung, saat mereka tanya kenapa tidak ikut mengambil bunga, saya jawab....biar yang lain saat kesini, bisa melihat dan menikmati apa yang ada disini......

Hayooo, Jelajah Indonesia.

Bogor, 30062019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun