Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Papua dan Mama-mama Jualan Pinang

23 Juni 2019   14:18 Diperbarui: 24 Juni 2019   00:31 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam Petualang,
Kompasianer, Perjalanan saya kali ini adalah salah satu perjalanan terpanjang dan sedikit mengasikan, karena sensasi baru selama dua puluh empat jam tidak mandi.

Saya berangkat dari Jakarta menuju Yogyakarta, jam 07.00 pagi saya sudah sampai di Yogyakarta, sarapan kemudian, wawancara dengan 7 orang, jam 15.00 saya ke Papua, dengan dua kali transit, satu kali di Denpasar dan satu kali di Makassar.

Selagi di Yogyakarta saya meminta bantuan teman di Bali untuk menemani jalan-jalan, karena pesawat saya tiba di Bali Jam lima sore, dan berangkat lagi menuju Makassar jam 11.30 malam. Kemudian transit di Makassar menuju Irian Jaya pukul sekitar pukul lima pagi.

dokpri
dokpri
Setiba di Denpasar, ada temen yang menjemput, saya hanya minta ditemani untuk melihat destinasi yang tidak terlalu jauh dan ditemani makan malam tentunya, karena jam 10 malam sudah harus ada di Bandara Lagi.

Ada beberapa tempat yang kami jajal malam itu, sebagai petualang, walau waktu yang ada cuma sedikit, pasti sudah dapat banyak.

Setiba di Makassar, beberapa penumpang tidak turun, tapi menunggu saja di dalam pesawat, ada beberapa penumpang yang turun, terutama para ahli hisab sepertinya, perokok berat, sedang saya dan beberapa penumpang lain melanjutkan tidur.

Kompasianer, saya tiba di Papua pada pukul 08.15 pagi, langsung kegiatan wawancara dengan dua belas orang, karena harusnya wawancara jam 08.00 molor jadi jam 09.00 itu pun saya tidak mandi, hanya ganti baju, cuci muka dan gosok gigi saja, sarapan pagi pun di dalam kendaraan yang membawa ke kantor.

Semua kegiatan selesai dan kegiatan yang ditunggu-tunggu pun siap, menjajal destinasi yang ada tidak jauh dulu dari kota, besok baru ke perbatasan.

Tugu MacArthur

dokpri
dokpri

Kompasianer, selama ini saya hanya membaca sejarah, buku-buku dan foto-foto tentang tugu ini, tapi kali ini, saya berada di sini, Tugu ini sebagai peringatan Perang Dunia II, seorang jendral besar Amerika Serikat Dauglas MacArthur, jendral ini menyusun setrategi perangnya disini, saat Amerika menghadapi Jepang, di distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.

dokpri
dokpri
Dari sini mau ke Bandara Sentani tidak begitu jauh paling sekitar 15-20 menit sudah sampai. Dari sini saya melihat danau, dan sebagian kota, menurut driver yang mengantar saya, katanya di danau tersebut terdapat sebuah pesawat yang jatuh sampai saat ini bangkai pesawatnya tidak di temukan.

Tugu MacArthur berbentuk segi lima bercat warna kuning dan hitam terdapat tulisan:

"Markas Besar Umum Daerah Pasifik Barat Daya Pada saat musim panas tahun 1944, suatu hamparan kompleks markas besar terserak di tempat ini kemudian didirikan di lokasi ini. Akhirnya berpangkalanlah di Sentani suatu Markas Besar Umum Daerah Pasifik Baratdaya : Angkatan Darat Amerika Serikat di Timur Jauh, Angkatan Udara A-3 Kawasan Timur Jauh, Armada ke Tujuh, Angkatan Udara ke-Lima, Angkatan Darat ke-Enam, Angkatan Darat ke-delapan, Pasukan Pendaratan Sekutu dan Angkatan Udara Sekutu. Perencanaan dan Penyelenggaraan untuk penyerangan Filipina dilaksanakan dari tempat ini. Di bawah pengarahan Jenderal Douglas MacArthur."

dokpri
dokpri
Kompasianer, sore harinya saya diajak melihat mama-mama yang jualan pinang di sepanjang jalan, dan diajak berolah raga di pantai, kemudian diajak ke puncak gunung untuk melihat papua dari atas, sayangnya Flash disk foto-foto kegiatan saat di Papua, entah terjatuh di mana, sehingga yang sempat terekam handphone yang dapat dinikmati sampai saat ini, setelah malam, kami dibawa menuju hotel untuk istirahat karena besok akan menuju Papua Nugini.

Perbatasan Papua Nugini

dokpri
dokpri
Kompasianer, melihat perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini, tidak seribet di tempat lain, saya belum mengeluarkan paspor, sama mereka disuruh masuk saja untuk melihat-lihat, setelah puas melihat-lihat dan berfoto selfie, mereka memperlihatkan saya beberapa koleksi dari penjual yang ada di perbatasan.

Di sini juga saya diajarkan makan pinang, tapi sungguh saya tidak terbiasa dan kepala langsung pusing dibuatnya.

dokpri
dokpri
Kemudian dipersilahkan untuk berfoto di mobil polisi perbatasan, kami juga dibawa menikmati keindahan pantai yang ada di Papua Nugini.

Setelah puas, kami kembali ke perbatasan, kemudian saya diajak ke penangkaran buaya, buayanya masih kecil-kecil baru berukuran 1 meter sampai 1,5 meter, tidak ada yang besar saat itu.

dokpri
dokpri
Sorenya kembali menikmati mama-mama yang berjualan pinang, dan menikmati buah-buahan yang dijual di pasar, sampai malam hari, selanjutnya istirahat, karena besok pagi harus kembali ke Jakarta.

Hayooo, Jelajah Indonesia.

Bogor, 23062019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun