Salam Petualang,
Kompasianer, Perjalanan saya kali ini adalah salah satu perjalanan terpanjang dan sedikit mengasikan, karena sensasi baru selama dua puluh empat jam tidak mandi.
Saya berangkat dari Jakarta menuju Yogyakarta, jam 07.00 pagi saya sudah sampai di Yogyakarta, sarapan kemudian, wawancara dengan 7 orang, jam 15.00 saya ke Papua, dengan dua kali transit, satu kali di Denpasar dan satu kali di Makassar.
Selagi di Yogyakarta saya meminta bantuan teman di Bali untuk menemani jalan-jalan, karena pesawat saya tiba di Bali Jam lima sore, dan berangkat lagi menuju Makassar jam 11.30 malam. Kemudian transit di Makassar menuju Irian Jaya pukul sekitar pukul lima pagi.
Ada beberapa tempat yang kami jajal malam itu, sebagai petualang, walau waktu yang ada cuma sedikit, pasti sudah dapat banyak.
Setiba di Makassar, beberapa penumpang tidak turun, tapi menunggu saja di dalam pesawat, ada beberapa penumpang yang turun, terutama para ahli hisab sepertinya, perokok berat, sedang saya dan beberapa penumpang lain melanjutkan tidur.
Kompasianer, saya tiba di Papua pada pukul 08.15 pagi, langsung kegiatan wawancara dengan dua belas orang, karena harusnya wawancara jam 08.00 molor jadi jam 09.00 itu pun saya tidak mandi, hanya ganti baju, cuci muka dan gosok gigi saja, sarapan pagi pun di dalam kendaraan yang membawa ke kantor.
Semua kegiatan selesai dan kegiatan yang ditunggu-tunggu pun siap, menjajal destinasi yang ada tidak jauh dulu dari kota, besok baru ke perbatasan.
Tugu MacArthur
Kompasianer, selama ini saya hanya membaca sejarah, buku-buku dan foto-foto tentang tugu ini, tapi kali ini, saya berada di sini, Tugu ini sebagai peringatan Perang Dunia II, seorang jendral besar Amerika Serikat Dauglas MacArthur, jendral ini menyusun setrategi perangnya disini, saat Amerika menghadapi Jepang, di distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Tugu MacArthur berbentuk segi lima bercat warna kuning dan hitam terdapat tulisan:
"Markas Besar Umum Daerah Pasifik Barat Daya Pada saat musim panas tahun 1944, suatu hamparan kompleks markas besar terserak di tempat ini kemudian didirikan di lokasi ini. Akhirnya berpangkalanlah di Sentani suatu Markas Besar Umum Daerah Pasifik Baratdaya : Angkatan Darat Amerika Serikat di Timur Jauh, Angkatan Udara A-3 Kawasan Timur Jauh, Armada ke Tujuh, Angkatan Udara ke-Lima, Angkatan Darat ke-Enam, Angkatan Darat ke-delapan, Pasukan Pendaratan Sekutu dan Angkatan Udara Sekutu. Perencanaan dan Penyelenggaraan untuk penyerangan Filipina dilaksanakan dari tempat ini. Di bawah pengarahan Jenderal Douglas MacArthur."
Perbatasan Papua Nugini
Di sini juga saya diajarkan makan pinang, tapi sungguh saya tidak terbiasa dan kepala langsung pusing dibuatnya.
Setelah puas, kami kembali ke perbatasan, kemudian saya diajak ke penangkaran buaya, buayanya masih kecil-kecil baru berukuran 1 meter sampai 1,5 meter, tidak ada yang besar saat itu.
Hayooo, Jelajah Indonesia.
Bogor, 23062019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H